Sabtu, 5
April 2000 jam 9 pagi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Vatikan
dengan seluruh rombongan Menteri Kabinetnya. Ia bertemu sahabat lamanya, Paus
Yohanes Paulus II yang kondisinya saat
itu tengah sakit keras. Gus Dur lebih memilih bertemu dahulu Paus dibandingkan ketemu
PM Italia Massimo D’Alema dan petinggi negara Italia lainnya. “Selamat datang, Selamat datang. President
Wahid is a blessing to his country”, sapa Paus saat itu sambil menggandeng
tangan Gus Dur hangat.
.
Tak lama
kemudian, Gus Dur bersama Ibu Negara Shinta Nuriyah yang duduk di atas kursi
roda demikian akrab membuat banyak orang menyembunyikan rasa haru yang dalam. Semua
tersentuh menyaksikan: “Presiden setengah buta, didampingi Ibu Negara di
atas kursi roda, bertemu Paus yang setengah invalid, tremor karena penyakit
Parkinson”.Demikian esoknya diberbagai media Itali dan dunia.
.
Di ruang kerja Paus, mereka tidak
mau diganggu orang lain dan pers. Namun saya yakin,betapa berat beban Gus Dur
saat itu untuk menyampaikan kepada Paus tentang terjadinya tragedi berdarah di Ibukota
Dili, Timor Timur; Yang kemudian terkenal sebagai Insiden Santa Cruz, tragedi
penembakan warga Timtim di Kuburan Santra Cruz di ibukota
Dili, tgl. 12 November 1991 dengan
korban 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang. Termasuk beberapa imam,
suster dan awam yang menjadi ‘martir’ Gereja Katolik Timtim” seperti Romo
Albrecht Karim Arbi SJ dan Romo Tarcisius Dewanto SJ.
.
Seperti kita
ketahui, Di sebagian besar Dunia Barat dan negara-negara katolik, tragedi Timtim
yang sangat mengenaskan itu dinilai sebagai ulah militer Indonesia. Sebagai
presiden baru, Gus Dur diharapkan bisa mengendalikan militernya. Sepertinya,
pada rangkaian kunjungan ke Eropa itu, Gus Dur terpaksa harus meredam dan
menjelaskan masalah Timtim ini. Gus Dur tahu betapa pentingnya peran Paus
dan Vatikan dalam menangani kasus Timtim yang lepas dari Indonesia tersebut.
.
Gus Dur tak
perduli saat banyak orang yang mencibir dianggap ‘mumpungisme karena senang ‘plesiran
keluar negeri saat menjadi Presiden, karena Gus Dur harus memastikan dukungan
internasional kepada pemerintahannya yang ditinggalkan Suharto dengan
carut-marut dalam ekonomi,diantaranya;
(1). Gus Dur
harus memastikan tuduhan NGO
Transparency International, yang menyatakan bahwa Soeharto telah
menggelapkan USD. 15-35 milyar selama menjabat sebagai presiden Indonesia
(2).
Gus Dur
harus melobby negara-negara pemberi hutang di era Suharto yang telah
mencapai USD. 171 milyar agar
mendapatkan keringanan pembayaran
.
(3).
Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional
terhadap UU no. 5/1974 tentang pemerintahan daerah dan UU no. 5/1979
tentang pemerintahan desa dijaman Suharto yang dianggap sentralisasi. Karena di
Kedua UU itu (tersirat) melarang hak dari setiap wilayah untuk mengurus
wilayahnya sendiri, sehingga daerah jadi tergantung pada kebijakan pusat.
.
(4). Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional akan tudingan
bahwa ABRI, PNS, PGRI- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serta birokrasi di
semua tingkat menjadi alat untuk memobilisasi rakyat dari pusat sampai ke
desa-desa agar memilih Golkar itu tidak semua benar.
.
(5). Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional bahwa Pers
Indonesia, bahwa tidak benar jika /khususnya Dewan Pers pada masa Orba hanyalah
formalitas belaka, tak lebih dari boneka pemerintah untuk mengontrol media. Karena
Independensi dewan pers seolah dikebiri dan harus taat perintah.
.
(6).
Gus Dur juga harus melobby negara-negara Islam yang berkaitan ‘arahan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dalam SK 052 /1982 yang mengatur bentuk dan
penggunaan seragam sekolah di sekolah negeri. Dimana SK ini memicu pelarangan pengenaan
jilbab di kalangan pelajar sekolah negeri. Pelajar yang mengenakan jilbab
bahkan sampai terancam dikeluarkan dari sekolah
.
(7). Gus Dur juga harus meyakinkan
dunia internasional tentang Surat
Edaran SE-06/Pres.Kab/6/1967, dimana pemerintah saat itu melarang
penggunaan bahasa Mandarin dan tidak mengakui agama Kong Hu Cu. Nama Tionghoa
harus diubah ke nama “asli” Indonesia, dan agama mereka juga harus dipindah ke
lima agama yang diakui negara akan ‘ditinjau-ulang dan disempurnakan Gus Dur
.
(8). Gus Dur harus meyakinkan dunia
internasional bahwa Indonesia masih mempunyai minyak yang melimpah, sehingga
diperlukan manajemen yang anti korupsi mengingat lagi harga minyak selama jaman
Suharto senantiasa menaik, Rp.700 – Rp. 6.500 yang juga anti penghapusan BBM
karena subsidi pun diambil dari hutan LN
.
(9). Gus Dur pun menyampaikan
pembenaran kalau pun pertumbuhan ekonomi sebesar rata-rata 6-7 % per
tahun. Tapi, tidak dibarengi dengan pemerataan kekayaan masyarakat. Yang
kaya makin kaya, yang miskin tetap aja miskin. Sehingga Inflasi menggila dan
nilai rupiah juga anjlok ke Rp17.000 per dolar AS.
.
Dan beberapa hal lain yang tidak
kita ketahui apa yang dibicarakan Gs Dur selama 6 (enam) bulan menjabat sebagai
Presiden saat melakukan lawatan ke LN.
.
Dan, entah ada hubungannya dengan
itu semua diatas, Jusup Kalla sebagai MendagRI , Laksamana Sukardi-Meneg BUMN, Yusril
IM-Menkeh HAM, SBY-Menkopolkam, Nurmahmudi Ismail-Menhut pun dipecat. Adapun
Hamzah Has-Mentaskin mengundurkan diri.
.
Dan tgl.22 Juli 2001 Gus Dur pun
mengeluarkan DEKRIT PRESIDEN, yang intinya sbb : (1). Membekukan MPRRI &
DPRRI, (2). Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil
tindakan serta menyusun badan yang
diperlukan untuk menyelenggaran Pemilu dalam
waktu satu tahun. Dan (3). Menyelamatkan gerakan reformasi total dari
unsur-unsur Orde Baru dengan ‘membekukan’
Partai Golongan Karya.
.
Badai dahsyat kemudian menerpa Gus
Dur ia ‘dituduh korupsi Buloggate USD.4 juta dan Bruneigate USD.2 juta, (kalau pun kemudian tak dpt dibuktikan scr hukum) . TNI pun
terlihat semakin bersebrangan, hanya Megawati-PDIP selaku Wapres yang masih
melindunginya saat itu. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan
pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati-PDIP
. Namun Gus Dur terus bersikeras bahwa
ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana Negara selama beberapa hari,
namun akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat karena masalah
kesehatan. Pasca lengser, Gus Dur menguatkan PKB, kalau pun kemudian muncul dua
PKB; Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori abduljalil
dikenal sebagai PKB Batutulis.
.
Selain itu ,saat Pilpres 2004 Gus
Dur memilih Golput. Malah di tahun 2005, Gus Dur memimpin koalisi politik yang
bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu (KNBB). Bersama dengan Megawati,
Akbar Tanjung, Wiranto dan Try Sutrisno mengkritik kebijakan pemerintahan SBY yang
akan menaikan harga BBM.
.
Gus Dur, atau Kiai Haji Abdurrahman
Wahid, Presiden ke-IV ini lahir diJombang,
Jawa Timur.Tgl. 7 September 1940 dan wafat tgl.30 Desember 2009 pada umur 69 tahun. Gus Dur memang nyentrik,
dikelilingi pro dan kontra. Semoga Amal
ibadahmu diterima Allah SWT, Tuhan YME, Wahai Bapak Bangsa. Aamiin
Yarabilalamiin.’Hiks..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar