Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Senin, 23 Maret 2015

# Gus Dur ; Paus Paulus, Dekrit 2001 & Bubarkan Golkar #

Sabtu, 5 April 2000 jam 9 pagi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Vatikan dengan seluruh rombongan Menteri Kabinetnya. Ia bertemu sahabat lamanya, Paus Yohanes Paulus II yang kondisinya  saat itu tengah sakit keras. Gus Dur lebih memilih bertemu dahulu Paus dibandingkan ketemu PM Italia Massimo D’Alema dan petinggi negara Italia lainnya. “Selamat datang, Selamat datang. President Wahid is a blessing to his country”, sapa Paus saat itu sambil menggandeng tangan Gus Dur hangat.
.
Tak lama kemudian, Gus Dur bersama Ibu Negara Shinta Nuriyah yang duduk di atas kursi roda demikian akrab membuat banyak orang menyembunyikan rasa haru yang dalam. Semua tersentuh menyaksikan:  “Presiden setengah buta, didampingi Ibu Negara di atas kursi roda, bertemu Paus yang setengah invalid, tremor karena penyakit Parkinson”.Demikian esoknya diberbagai media Itali dan dunia.
.
Di ruang kerja Paus, mereka tidak mau diganggu orang lain dan pers. Namun saya yakin,betapa berat beban Gus Dur saat itu untuk menyampaikan kepada Paus tentang terjadinya tragedi berdarah di Ibukota Dili, Timor Timur; Yang kemudian terkenal sebagai Insiden Santa Cruz, tragedi  penembakan  warga Timtim di Kuburan Santra Cruz di ibukota  Dili, tgl. 12 November 1991 dengan korban 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang. Termasuk beberapa imam, suster dan awam yang menjadi ‘martir’ Gereja Katolik Timtim” seperti Romo Albrecht Karim Arbi SJ dan Romo Tarcisius  Dewanto SJ.
.
Seperti kita ketahui, Di sebagian besar Dunia Barat dan negara-negara katolik, tragedi Timtim yang sangat mengenaskan itu dinilai sebagai ulah militer Indonesia. Sebagai presiden baru, Gus Dur diharapkan bisa mengendalikan militernya. Sepertinya, pada rangkaian kunjungan ke Eropa itu, Gus Dur terpaksa harus meredam dan menjelaskan masalah Timtim ini.  Gus Dur tahu betapa pentingnya peran Paus dan Vatikan dalam menangani kasus Timtim yang lepas dari Indonesia tersebut.
.
Gus Dur tak perduli saat banyak orang yang mencibir dianggap ‘mumpungisme karena senang ‘plesiran keluar negeri saat menjadi Presiden, karena Gus Dur harus memastikan dukungan internasional kepada pemerintahannya yang ditinggalkan Suharto dengan carut-marut dalam ekonomi,diantaranya;

(1). Gus Dur harus memastikan tuduhan NGO Transparency International, yang menyatakan bahwa Soeharto telah menggelapkan USD. 15-35 milyar selama menjabat sebagai presiden Indonesia

(2). Gus Dur harus melobby negara-negara pemberi hutang di era Suharto yang telah mencapai  USD. 171 milyar agar mendapatkan keringanan pembayaran
.
(3).  Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional terhadap UU no. 5/1974 tentang pemerintahan daerah dan UU no. 5/1979 tentang pemerintahan desa dijaman Suharto yang dianggap sentralisasi. Karena di Kedua UU itu (tersirat) melarang hak dari setiap wilayah untuk mengurus wilayahnya sendiri, sehingga daerah jadi tergantung pada kebijakan pusat.
.
(4). Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional akan tudingan bahwa ABRI, PNS, PGRI- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serta birokrasi di semua tingkat menjadi alat untuk memobilisasi rakyat dari pusat sampai ke desa-desa agar memilih Golkar itu tidak semua benar.

.
(5). Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional bahwa Pers Indonesia, bahwa tidak benar jika /khususnya Dewan Pers pada masa Orba hanyalah formalitas belaka, tak lebih dari boneka pemerintah untuk mengontrol media. Karena Independensi dewan pers seolah dikebiri dan harus taat perintah.
.
(6). Gus Dur juga harus melobby negara-negara Islam yang berkaitan ‘arahan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam SK 052 /1982 yang mengatur bentuk dan penggunaan seragam sekolah di sekolah negeri.  Dimana SK ini memicu pelarangan pengenaan jilbab di kalangan pelajar sekolah negeri. Pelajar yang mengenakan jilbab bahkan sampai terancam dikeluarkan dari sekolah
.
(7). Gus Dur juga harus meyakinkan dunia internasional  tentang Surat Edaran SE-06/Pres.Kab/6/1967, dimana pemerintah saat itu melarang penggunaan bahasa Mandarin dan tidak mengakui agama Kong Hu Cu. Nama Tionghoa harus diubah ke nama “asli” Indonesia, dan agama mereka juga harus dipindah ke lima agama yang diakui negara akan ‘ditinjau-ulang dan disempurnakan  Gus Dur
.
(8). Gus Dur harus meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia masih mempunyai minyak yang melimpah, sehingga diperlukan manajemen yang anti korupsi mengingat lagi harga minyak selama jaman Suharto senantiasa menaik, Rp.700 – Rp. 6.500 yang juga anti penghapusan BBM karena subsidi pun diambil dari hutan LN
.
(9). Gus Dur pun menyampaikan pembenaran kalau pun pertumbuhan ekonomi sebesar rata-rata 6-7 % per tahun.  Tapi, tidak dibarengi dengan pemerataan kekayaan masyarakat. Yang kaya makin kaya, yang miskin tetap aja miskin. Sehingga Inflasi menggila dan nilai rupiah juga anjlok ke Rp17.000 per dolar AS.
.
Dan beberapa hal lain yang tidak kita ketahui apa yang dibicarakan Gs Dur selama 6 (enam) bulan menjabat sebagai Presiden saat melakukan lawatan ke LN.
.
Dan, entah ada hubungannya dengan itu semua diatas, Jusup Kalla sebagai MendagRI , Laksamana Sukardi-Meneg BUMN, Yusril IM-Menkeh HAM, SBY-Menkopolkam, Nurmahmudi Ismail-Menhut pun dipecat. Adapun Hamzah Has-Mentaskin mengundurkan diri.
.
Dan tgl.22 Juli 2001 Gus Dur pun mengeluarkan DEKRIT PRESIDEN, yang intinya sbb : (1). Membekukan MPRRI & DPRRI, (2). Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan  serta menyusun badan yang diperlukan untuk menyelenggaran Pemilu  dalam waktu satu tahun. Dan (3). Menyelamatkan gerakan reformasi total dari unsur-unsur Orde Baru  dengan ‘membekukan’ Partai Golongan Karya.
.
Badai dahsyat kemudian menerpa Gus Dur ia ‘dituduh korupsi Buloggate USD.4 juta dan Bruneigate USD.2 juta, (kalau pun kemudian tak dpt dibuktikan scr hukum) . TNI pun terlihat semakin bersebrangan, hanya Megawati-PDIP selaku Wapres yang masih melindunginya saat itu. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati-PDIP . Namun Gus Dur  terus bersikeras bahwa ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana Negara selama beberapa hari, namun akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat karena masalah kesehatan. Pasca lengser, Gus Dur menguatkan PKB, kalau pun kemudian muncul dua PKB; Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori abduljalil dikenal sebagai PKB Batutulis.
.
Selain itu ,saat Pilpres 2004 Gus Dur memilih Golput. Malah di tahun 2005, Gus Dur memimpin koalisi politik yang bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu (KNBB). Bersama dengan Megawati, Akbar Tanjung, Wiranto  dan Try Sutrisno  mengkritik kebijakan pemerintahan SBY yang akan menaikan harga BBM.
.

Gus Dur, atau Kiai Haji Abdurrahman Wahid, Presiden ke-IV ini  lahir diJombang, Jawa Timur.Tgl. 7 September 1940 dan wafat tgl.30 Desember 2009  pada umur 69 tahun. Gus Dur memang nyentrik, dikelilingi pro dan kontra.  Semoga Amal ibadahmu diterima Allah SWT, Tuhan YME, Wahai Bapak Bangsa. Aamiin Yarabilalamiin.’Hiks..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar