Kebencian
yang berkelanjutan akan membawa kesempitan hati , terutama bagi mereka yang
tidak puas akan Pilpres 2014. Salah satunya yang saat ini sedang ‘’sibuk’
mengomentari tentang nilai tukar rupiah yang >Rp.13.000,-
.
Selain
karena soal ‘balas-dendam, sakit hati & asal nyeplos banyak juga karena
minimnya pengetahuan. Sehingga kalimat kotor tak bernilai pun membuat kita
tersenyum. Gagal Paham beresiko semakin bodohnya orang-orang itu.
.
Nah,
mari kita check perjalanan rupiah kita sejak era alm.Suharto dulu;
.
(1). HM.SUHARTO
Tahun
1997 dari Rp.2.500 , padahal targetnya Rp.4.000 , namun pada 22 Januari 1998 =
Rp 17.000,- berarti menaik hingga Rp.13.000?
.
(2). BJ.HABIBIE & GUS DUR
.
(2). BJ.HABIBIE & GUS DUR
Naik
turun terjadi juga hingga kemudian terpatok Rp.15.000,- pekerjaan berat
meyakinkan kenegara tetangga pasca
lengsernya pak Harto, masa ini lebih ribeut.
.
(3).
MEGAWATI
Usai
Gus Dur menjabat, Megawati mampu membuat turun menjadi Rp 8.500,-
.
(4). SBY
.
(4). SBY
Kenaikannya
cukup drastis dari Rp.8.500, Rp.10.000, Rp.12.100 dan saat SBY lengser Oktober thn.2014
mencapai Rp. 12.041,-
.
(5).
JOKOWI
Dari
Rp.12.041 (Okt 2014) menjadi Rp.13.156, alias naik Rp 1.115,-
.
Maka
aneh jika sekarang banyak orang yang selalu mencari-cari kesalahan atas hal
ini, karena ini merupakan hal yang ‘lumrah dinegara mana pun. Itu sama saja
dengan ‘mengorek-ngorek tempat sampah’. Mencari pembenaran diatas barang busuk
!
‘Temannya
bawang, cabede !
...>))))”>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar