Setelah Jokowi ‘keukeuh
hendak mengeksekusi mati
para bandar narkoba termasuk yang dari Brazil,Presiden Brasil (Dilma Rousseff)
pun memanggil pulang Dubes Brasil untuk Indonesia, Mister Paulo Alberto de
Siveira (19/1/2015) lalu. Ini dilakukan terkait eksekusi mati
terhadap warga negara Brasil Marco Archer Cardoso Moreira, gembong narkoba
berusia 53 thn yang ditangkap thn.2003 lalu di Bandara Soeta, Cengkareng dengan bukti 13,4 kg kokain didalam tas OR-nya. Kemudian , 24 Feb 2015 Jokowi pun menarik
Dubes RI di Brazil, Toto Riyanto sebagai sikap balasan.
.
Itu ceritra politik, namun jika kita tanya pada hati Dubes Brazil
yang telah berada di Indonesia hampir 4
tahun lamanya ini pasti beliau (Paulo
Alberto de Siveira ) tidak ikhlas. Karena selama di Indonesia
dia dan keluarganya sudah menganggap Indonesia seperti kampung halamanya .
.
Semoga Mister Paulo memahami bahwa keputusan pahit ini tidak akan
merusak hubungan baik,lahir-bathin kita semua. Karena setiap hari narkoba telah
menewaskan 40-50 orang anak bangsa ini. Kalau pun Mario berdalih bahwa dia ‘dijebak’
mafia narkoba, namun dunia internasional harus tahu bahwa sampai saat ini ada > 2,7 juta anak bangsa yg terjerat narkoba
akut yang sulit disembuhkan.
.
Selain kematian , Narkoba juga berimbas pada
meningkatnya penderita HIV/AIDS . Sejak
thn.2000-2014, yang positif hiv/Aids
> 150.030 orang, itu yang tercatat di
Depkes RI bagaimana dengan yg tidak?, penderita
tertinggi
yaitu di Papua (10.184), Jawa Timur (8.976), DKI Jakarta (7.477), Bali (4.261),
Jawa Barat (4.191), Jawa Tengah (3.767), Papua Barat (1.734), Sulawesi Selatan
(1.703), Kalimantan Barat (1.699) dan Sumatera Utara (1.573). Korban mayoritas
berusia 20-29 tahun (32,9%) dengan media jarum suntik 14% (?) dan jumlah ODHA
yang saat ini sedang direhab > 45.631 orang.
.
Semoga
anda memahami bahwa ini memang pahit Mister Paulo, namun percayalah ‘akan indah
pada waktunya, sebagaimana waktu itu anda bilang. “Bicara tentang hutan dan
sepak-bola lebih asik daripada politik”, Insha Allah.
GodBless
U & Family, Mister Paulo.
We’ll
be there !
.
Selasa, 29 September 2012 lalu saya pernah
singgah ke kantornya di Gd.Mulia,
Jakarta Pusat untuk sedikit pekerjaan, berikut sebagian catatannya;
.
(1). Daripada urusan politik lebih baik
bicara tentang hutan dan sepakbola, karena Indonesia dan Brazil mempunyai SDA dan SDM yang sama tentang ini
.
(2). Hutan
Brazil merupakan penghasil karet, timber, dan minyal palem dunia . Pada 2000-2010,
63% wilayah Brazil terdiri dari hutan yang kaya akan produksi timber, karet, minyak
palem, karbon pensil, kacang Brazil dan beragam
hasil tanam
.
(3).Dalam mencegah kerusakan
hutannya, Brazil (saat itu) tengah
mempersiapkan sistem deforestasi dengan kemampuan tinggi yang
disebut ‘Imaging and Radar Deforestation
Indicator (INDICAR). Sistem ini akan
menggunakan data dari satelit ALOS milik Badan Luar Angkasa Jepang , yang
dilengkapi dengan dua radar. Yakni, radar jarak jauh dan radar pemantau >10
hektar lahan kritis disana. Satunya lagi adalah PRODES (Program to Calculate
Deforestation in the Amazon ), satu program untuk menghitung deforestasi di hutan
Amazon > 6,5 hektar
.
(4). Brazil merupakan
negara terbesar kelima sedunia dengan luas mencapai 8.55 Juta km (hampir 60%
luas Amerika Selatan dan merupakan negara terbesar benua). Bentuk negara Brazil
adalah republic federal dan negara ini terdiri atas 26 negara bagian dan 1
distrik federasi. Brazil dibagi ke dalam Brazil Highlands, atau dataran tinggi,
di sebelah selatan dan lembah sungai Amazon di sebelah utara yang mempunyai
lebih dari 200 anak sungainya .
.
.
(5). Konon,sungai
Amazone menurut suku asli Amazone terbentuk karena bentukan lintasan
ular raksasa Sucuriju gigante (moyang ular Anaconda) yang panjangnya lebih
dari 80 meter , diameter 80 cm dan berat > 5 ton . Kesaksian Sucuriju ini spesies ular jaman
prasejarah yaitu Gigantophis; ular purba 40 juta tahun lalu yang konon
panjangnya > 300 meter dengan berat 25 ton (?). Panjang
sungai Amazone > 6400 KM ,terpanjang kedua
didunia setelah Sungai Nil—Afrika > 6.505 KM
.
Marco Archer Cardoso Moreira |
.
(7). Brazil memberikan prioritas pada
kerjasama Selatan‐Selatan khususnya dengan
negaranegara ASEAN. Sebagai sesama anggota G20, Brazil dan Indonesia juga
memiliki peranan yang unik untuk memberi warna pembangunan dalam setiap
kerjasama yang dijalankan
.
(8). Brazil adalah bagian dari BRICS (Brasil, Rusia, India,
Cina, dan Afrika Selatan) negara
bayang-bayang kekuatan ekonomi dan
militer besar yang membayangi AS,Inggris
, Italy dan Prancis yang dibentuk
thn.2006?, yang jelas Saat ini nilai kerjasama antara Indonesia dan Brazil
mencapai US$ 3--4 milyar /tahun diantaranya; kopi, renewable energy, crude palm
oil (CPO), tekstil/garmen, ban mobil, bola kaki, sepatu, serta pesawat baik
untuk kebutuhan militer maupun komersial termasuk komponen dan maintanancenya.
.
(9). Brazil merupakan negara tujuan ekspor
produk nonmigas Indonesia ke-22 dengan pangsa ekspor hanya sebesar 0.97% dari
seluruh ekspor produk nonmigas Indonesia. Produk ekspor utama ke Brazil adalah
karet alam (15.36%), benang sintetis (9%), kendaraan bermotor dan komponennya
(6.95%), benang tiruan (8.85%), minyak sawit (9.93%), minyak kelapa (9.83%) dan
sepatu kulit (2.72%). Sedangkan komoditi yang diimpor Indonesia dari Brazil
diantaranya adalah gula tebu (27.8%), kapas (18.22%), besi (12.26%), minyak
kedelai (8.50%).
.
(10). Rencana pembelian altusista dari Brazil
berupa (sisa) 14 unit pesawat Super
Tucano versi EMB-314/A-29B bikinan pabrikan Embraer asal Brasil dari 16 unit akan dikaji ulang . Diperkirakan
satu unit standar senilai Rp.81 milyar X 14 unit = Rp.1,296 trilyun. Bandingkan
dengan harga 16 unit Sukhoi-SU.27-30 yang telah dibeli Indonesia thn.2013 dari
Rusia > USD.1,7 millyar.
.
Ya, Politik itu memang pahit dan lebih enak bicara Hutan dan Sepakbola.
Kapan anda kembali ke Indonesia Mister Paulo Alberto de Siveira ?
We’ll be there !
..>))))”>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar