Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Senin, 24 Agustus 2015

# Kalau Tionghoa, emang ngapeh son ?#

Media Ummat & Koran Jokowi: Sejak pre-Pilgub DKI Jakarta 2012 , Pilpres 2014 hingga saat ini kata-kata kasar dan caci-maki disosial media tentang etnis Tionghoa demikian sudah tak lagi mengenal etika  dan norma kehidupan bangsa yang menghargai adanya perbedaan keyakinan.
.
Sebagian orang merasa  paling benar didunia ini, dan mereka etnis Tinghoa yang selalu ‘disalahkan dalam perjalanan bangsa besar ini. Apalagi jika itu untuk kepentingan politik tertentu.
.
Saya ingat, saat kecil (usia SD)  Ketua RT saya selama 10 tahun disebuah sudut di Jakarta timur adalah keturunan Tionghoa. Tak hanya itu saja beberapa karyawannya dalam pembuatan tempe, es lilin dan warung kelontongnya pun mayoritas penduduk ‘pribumi’. Dan  si ‘Engkoh/babah ini pun dikenal sebagai tabib didaerah kami, namun hanya melayani warga sekitar bukan untuk warga kampung lain. Tanpa dibayar pula. Semua telah puluhan tahun berjalan tanpa masalah hingga kemudian kami pindah kekawasan Cipinang, Jakarta Timur.
.
Tahun 1980-1984, seorang milyarder keturunan Tionghoa membangun perusahaan dimana orang-tua saya diminta menjadi Direktur utamanya, lebih dari 700 karyawannya diperkerjakan dan mayoritas mereka adalah adalah penduduk ‘pribumi’’.  Harunya, disetiap kantor cabang si ‘Aseng ini meminta agar dilengkapi mushola sehingga karyawan selalu beribadah tepat waktu. Hingga kemudian berakhir tahun 1994 lalu , karena ada regulasi pemerintah terkait bisnis kami, perusahaan ini pun dibeli oleh ‘Asing, bukan Aseng. Karena salah kelola  2 (dua) tahun kemudian si ‘’asing ini menarik modalnya, dan kami pun ‘bangkrut’.  Seluruh karyawan dirumahkan, aset-aset pun dijual. Bagi saya pribadi; Si Asing umumnya sangat arogan, kurang ketimuran  dan kurang menghargai pekerja lokal. Bagai minyak dan air. Maka sulit bagi mereka untuk ‘bersatu’ membangun bisnis.
.
Bagi saya pribadi ‘Aseng itu lebih Indonesia daripada ‘Asing, sebagaimana hadits Rasulullah SAW, kalau pun kemudian disebut lemah yaitu “TUNTUTLAH ILMU HINGGA KENEGERI CHINA”. Bagi saya pribadi , ini hanyalah motivasi agar jangan pernah lelah memperbaiki kualitas dan kuantitas hidup didunia. Sebagaimana kita tahu, Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan Allah SWT, bangsa  Tinghoa (Cina)  telah mencapai peradaban yang amat tinggi. Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban.
.
Dan Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa contohnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Kehebatan dan tingginya peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.
.
Di Indonesia, tak terhitung jumlah konflik sosial yang menyertai mereka, pembantaian masal etnis Tionghoa. Yang saya ingat  salah satunya adalah ‘kejadian Angke, Jakarta Barat (sekarang) dimana awalnya para pekerja Tionghoa berniat melindungi pekerja pribumi di pabrik gula karena selalu disiksa majikannya yang orang Asing (Belanda). Pekerja Tionghoa inipun bersatu bersama pribumi dan melakukan perlawanan sekitar  tgl. 9 – 22 Oktober 1740.  Lebih dari 10.000 orang keturunan Tionghoa dan pribumi  dibantai. Kemudian kejadian ini menjadikan barometer perlawanan Pribumi dan Tionghoa di seluruh pulau Jawa melawan Belanda. Dan banyak ceritra menyedihkan lain hingga berujung pada pembantaian Mei 1998 lalu.
.
Saat menginjak remaja, saya berteman dengan keluarga keturunan Tionghoa pula, menariknya setiap liburan saya diajak mereka untuk berburu kodok diseputaran sudut Cipinang, Jakarta Timur lalu. Kami bersama ‘pribumi’ membawa petromak, setelah terkumpul kami pun memasaknya dan memakan bersama-sama. Kebiasaan lain, si ‘Aseng ini selalu menyisihkan uang untuk para ‘pribumi untuk keperluan rumah-tangganya dengan ikhlas ,seiring waktu kami berpisah karena si-Aseng ini bekerja di Hongkong meneruskan warisan bisnis orang-tuanya.
.
Saya juga masih menyimpan memori yg lekat  dimana saat itu  Katib Syuriah PB NU, Dr.Said Aqil Siradj MA di gedung Graha Patria, Kodya Blitar pada tanggal 12/11/1998 yg lalu. Mengatakan bahwa:
.
1. Dikisahkan oleh Said Aqil, dalam silsilah pengembangan Islam di Asia dan Indonesia ada pihak-pihak yang perlu diperhatikan yakni Achmad bin Isa, bin Ali Uraidi bin Ja’far Sadiq bin Muhammad Bakir bin Ali bin Abidin, bin Husain bin Ali bin Fatimah binti Rasullullah. "Achmad bin Isa pindah ke negeri Campa dan kawin dengan wanita Tionghoa dan mempunyai anak Abdul Qodir (Tan Kim Han). Dia ini gugur melawan Mojopahit dan dimakamkan di Desa Tuloyo, Mojokerto".
.
2. Tan Kim Han, lanjut Said, menurunkan anak bernama Raden Rachmad Sunan Ampel (1) dan menurunkan KH Hasim Asy’ari (2), selanjutnya menurunkan KH Wahid Hasyim (3) dan punya anak bernama KH Abdurrahman Wahid (4) atau Gus Dur.  "Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit", tandas Said yang juga tokoh idola saya.
.
3. Entah bagaimana asal-muasalnya kini juga disosial media sedang marak beredarnya link-link berita yang menyatakan bahwa “8 DARI WALISONGO ADALAH KETURUNAN TIONGHOA”. Jika IYA ,kenapa?, jika BOHONG,kenapa?, Be carefull !
.
4.Kehadiran Jokowi dan Ahok, yang selalu diidentikan sebagai Tionghoa bahkan  “Komunis”, adalah bagian dari ceritra panjang bangsa dan negara ini yad. Yang selayaknya harus disikapi dengan bijaksana, bukan sumpah-serapah, caci-maki, fitnah  dan karena dendam amarah. Padahal jauh hari, yang saya takutkan malah ada ‘komunism’ tersembunyi diantara kita. Yang mengharapkan kehancuran bagi NKRI. Mereka yang terlihat ‘alim namun prilakunya bertentangan dengan ajaran agama apapun, khususnya Islam.  Seorang Islam yang takut kepada ‘laknat’ Allah SWT, tidak mungkin korupsi dana haji, dana al quran, dana bansos dan dana-dana ummat lainnya.
.
Dalam arti lain, jangan-jangan merekalah para ‘benalu pembangunan yang merasa terganggu dengan kehadiran Jokowi-Ahok. Mereka yang terbiasa berpesta pora dengan uang-uang rakyat dengan berbagai cara. Mengurai benang kusut saja membutuhkan waktu panjang, apalagi mengurai prilaku barbar dan korup bangsa ini yang telah berkarat. ‘May be yes,may be no.
.
5. Kini juga beredar isue bahwa akan  datang 10 juta TKA—Tenaga Kerja ‘Aseng. Bagaimana mungkin, sedangkan Menakertrans RI telah menetapkan aturan baru bahwa setiap 1 orang TKA harus juga memperkejakan/rekruit min.10 orang TKL-Tenaga Kerja Lokal. Ini yang perlu kita kawal, Indonesia ini jumlah LSM yang mengawasi nakertrans itu ‘sejublek, itu kerjaan mereka. Agar Presiden Jokowi dan Menakertrans (Hanif Dhakiri)  tetap ‘commited atas aturan ini. Bukan menyebar fitnah,son.  Saya ingat mantan owner saya yang Tionghoa mengatakan, “Shock-Culture memperlambat pekerja Lokal, maka kemudian menimbulkan rumors2 negatif “,
.
6. Just-Remind; setelah  Indonesia merdeka, etnis Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan etnis/suku lainnya, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Pertanyaannya kenapa harus diusik-usik dan dipertanyakan lagi?, kalau pun ada yang 'menyimpang itu oknum, sebagaimana orang muslim yang melakukan korup atau kriminalitas lainnya ;p
.
Agh, gak penting bagi saya dan teman-teman di MEDIA UMMAT & KORAN JOKOWI . Karena mendapat rejeki yang halal  dan kesehatan lahir-bathin adalah prioritas setelah tentunya ibadah kepada Allah SWT, Tuhan YME. ...... #Orang yang takut bersaing untuk hidup benar adalah penipu hidup &  jiwanya sendiri. Berbuat baik untuk sesama, kalau pun hanya memindahkan duri dijalanan. Biar Allah yang tetapkan nantinya”, pesan orang-tua ini yang kami pegang hingga akhir usia nanti, lebih nyaman. Inshaa Allah, Aamiin Yarabilalamiin. ‘Kamsiaaa...>))))”>

Gue Pribumi, Gue Orang Jawa Barat. Ada masalah? ;p
 
Pembantaian Tionghoa & Pribumi di Angke,Batavia. 9-22 Oktober 1740 oleh Belanda


Kamis, 20 Agustus 2015

Embah Panjalu & Situ Panjalu

Media Ummat & Koran Jokowi: Bukti dan saksi sejarah Panjalu lekat dengan keberadaan SITU LENGKONG (SITU PANJALU) dengan luas 67,2 hektar diatas ketinggian 731 meter. Adapun Luas Situ Lengkong sekitar  57,95 Ha  dengan kedalaman 4-6 meter. Adapun luas Nusa Gede 9,25 Ha, berada ditengah situ/danau sebagaimana Samosir di Sumatera Utara?
.
Menurut sejarah Panjalu, Situ Lengkong bukanlah situ alam yang terjadi dengan sendirinya, akan tetapi hasil buatan para leluhur Panjalu. Dimana dahulu kala sejak lebih kurang abad ke -7  masehi (menurut catatan kebudayaan abad ke 15) di Panjalu telah ada Kerajaan Hindu yang bernama KERAJAAN PANJALU.
.
Awal abad ke tujuh, Raja yang memerintah ialah PRABU SYANG HYANG CAKRADEWA. Raja mempunyai keinginan agar putra mahkota yang bernama BOROSNGORA yang memang sakti-mandraguna untuk ke Mekkah mempelajari ilmu  DUA KALIMAT SYAHADAT.  Melalui SAIDINA ALI KARRAMALLAHU WAJHAH. 
.
Setelah cukup lama, maka pulanglah sang putera mahkota ke negara Panjalu dengan dibekali Air Zamzam, pakaian kesultanan serta perlengkapan Pedang dan Cis dengan tugas harus menjadi Raja Islam dan sekaligus mengislamkan rakyatnya. Kemudian beliau menjadi Raja Panjalu menggantikan ayahandanya dengan gelar SYANG HYANG BOROSNGORA
. Mulai saat itulah Kerajaan Panjalu berubah dari Kerajaan Hindu menjadi Kerajaan Islam. Air Zamzam yang dari Mekah ditumpahkan ke sebuah lembah yang bernama LEMBAH PASIR JAMBU, kemudian lembah itu airnya bertambah banyak dan terjadilah Danau yang kini disebut SITU LENGKONG (SITU PANJALU).

.
Pedang, Cis dan Pakaian Kesultanan disimpan di Museum BUMI ALIT  yang waktu itu merupakan Museum Kerajaan. Istana Kerajaan dipindahkan dari Pasir Dayeuh Luhur ke Nusa Gede Panjalu, sehingga dengan demikian air Situ Lengkong merupakan benteng pertahanan Keraton.
.
Situ Lengkong atau disebut juga Situ Panjalu merupakan salah satu sisa-sisa peninggalan raja-raja Panjalu yang sekarang masih ada. Benda-benda peninggalan yang masih ada berupa dolmen, lingga, dan batu bekas singgasana/bertapa raja.
.
Bumi Alit, Situ Lengkong dan upacara nyangku merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah pada waktu Agama Islam masuk ke Kerajaan Panjalu yang merupakan awal terjadinya perkembangan sejarah baru.
.
Selanjutnya diceritakan pula bahwa PRABU BOROSNGORA ( Syeh Abdul Iman) memindahkan keraton yang semula terletak di daerah Dayeuh Luhur ke Nusa Gede yang terletak ditengah- tengah Situ Lengkong. Selain keraton, ia juga memindahkan kepatihan yang disebut Hujung Winangun ke sebelah Barat Nusa Gede dan membuat taman serta kebun dan tempat rekrerasi di Nusa Pakel. Untuk memudahkan komunikasi, maka dibuat dua pintu gerbang untuk memasuki Keraton Nusa Gede, pintu gerbang yang pertama dibuat dari ukiran dan dijaga oleh Gulang-gulang yang berjenggot yang bernama APUN OBEK.


.
Sedangkan pintu gerbang yang ke dua merupakan jembatan yang menghubungkan Nusa Gede dengan daratan, letaknya di sebelah Barat yang dikenal dengan nama CUKANG PADUNG (Jembatan dari balok-balok kayu) maka sekarang daerah-daerah tersebut dinamakan Dusun Cukang Padung.
.
Setelah Prabu Boros Ngora pindah ke Jampang, Sukabumi  yang sebagian berpendapat 'NGAHYANG  (MENGHILANG) maka kekuasaan Kerajaan Panjalu diserahkan kepada anaknya RADEN HARIANG KUNING dan karena sesuatu hal selanjutnya diberikan kepada adiknya yang bernama RADEN HARIANG KENCANA alias Syeh Ali Bin Muhammad bin Umar   (EMBAH PANJALU) yang dimakamkan di Situ Lengkong, yang menurunkan raja-raja Panjalu selanjutnya.

.

NUSA GEDE
Ditengah Situ Lengkong teerdapat pulau yang diberi nama Nusa Gede yang luasnya 9,25 Ha yang dulunya menurut cerita sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu, sehingga situ merupakan benteng pertahanan dan untuk mencapai tempat itu harus melalui jembatan yang di dalam babad Panjalu disebut Cukang Padung.

.
Sekarang Nusa Gede menjadi hutan lindung di bawah pengawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang didalamnya terdapat cagar budaya dibawah lindungan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala yang berkedudukan di Serang, luasnya kurang lebih 0,5 Ha dimana terdapat makam penyebar Islam yang disebut Mbah Panjalu, yang menurut Gus Dur adalah Sayid Ali Bin Muhamad bin Umar yang datang dari Pasai (Aceh/Sumatra). Sedangkan buku Babad Panjalu di sebut Haring Kencana Putra Borosngora dan menurut pakar sejarah Profesor DR Ayat Rohaedi adalah Wastu Kencana Raja Sunda Galuh yang berkedudukan di Kawali. Di dalam hutan terdapat 307 pohon yang terdiri dari 30 jenis.

" BUNG KARNO & PRABU SILIWANGI "

Media Ummat & Koran Jokowi : Wangsit  (Amanah/pesan moral) PRABU SILIWANGI; Sri Baduga Maharaja atau Ratu Jayadewata (Raja Pajajaran  tahun 1482-1521), demikian banyak dan sarat makna hingga saat ini. Dimana disana banyak menggambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpin bangsa dan negara ini. Salah-satunya adalah :
.
”Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala!”
.
Artinya :”Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan raja; penguasa baru susah dianiaya!”
.
Siapakah sosok yang dimaksud dalam bait ini? Dia adalah Soekarno, Presiden RI pertama. Si Putra sang Fajar, Penyambung Lidah rakyat. Ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sejatinya adalah Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk ”anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. Pada masa kepemimpinan Soekarno banyak terjadi upaya pembunuhan terhadap diri beliau, namun selalu saja terlindungi dan terselamatkan.
.

Pertanyaannya, jika itu memang Sukarno mengapa wangsit yang disampaikan Raja Pajajaran itu mengarah kepada kebenaran?, ini yang tidak bisa dijawab dan dipahami akal sehat manusia modern, termasuk kita.  Namun, antara pro dan kontra, kita syukuri saja ini semua sebagai perbendaharaan dan upaya akan Ke-Esa-an Allah SWT, Tuhan YME. Karena tidak akan tertembus oleh akal pikiran manusia modern. Wallahualam Bishowab (Tim MU/foto.repro)

Selasa, 18 Agustus 2015

# Jokowi dulur Orang Sunda ? #

Media Ummat & Koran Jokowi: Dalam Legenda Ciung Wanara, disebut jika Ciung Wanara mempunyai saudara satu ayah lain ibu yang bernama  HARIANG BANGA. Mereka berdua diberi kekuasaan oleh sang ayah (Raja/Prabu Permana Di Kusumah ) , Ciung Wanara ke tanah Sunda kemudian melahirkan Raja-raja dan kerajaan Sunda (Pajajaran) dan Hariang Banga melahirkan raja-raja dan kerajaan Jawa (Majapahit).
.
Menariknya,  dari beberapa refrensi yang saya temukan  Jokowi  pun rupanya berasal dari keturunan Majapahit, dari trah Ki Juru Martani / Kyai Adipati Mandaraka , seorang  arsitek  politik "Dinasty Mataram", anggota keluarga besar keturunan Brawijaya,  tokoh agama  dan  Penasehat Panembahan Senopati  keturunan Raja Majapahit terakhir  yaitu Raja Brawijaya.
.
Silsilah Joko Widodo (Jokowi)  dapat dilihat dari rangkaian trah yang panjang sejak Ki Juru Mertani , Sunan Giri , Raja Hayam Wuruk alias Maharaja Sri Rajasanagara  (Raja Majapahit ke-4), dan Hariang Banga, saudara Ciung Wanara putra dari Raja Prabu Permana Di Kusumah) tahun 739 – 783 Masehi. Yaitu:
.
1. Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe)
1.1. Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I)
1.1.1. RM Tmg Karto Nagoro
1.1.1.1. Kyai Gulu
1.1.1.1.1. Kyai Honggowongso
1.1.1.1.1.1. Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I)
1.1.1.1.1.1.1. Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso, Solo Utara)
.
Di versi lain disebut jika Kyai Andul Jalal I mempunyai putra bernama Kiai Yahya, salah seorang Pengawal Pangeran Diponegoro.
.
Nama ayah dari Joko Widodo (Jokowi), adalah Wijiatno (Noto Miharjo) bin Lamidi Wiryo Miharjo bin Mangun Dinomo yang menikah dengan Sujiatmi.  Kakek Jokowi adalah  Lamidi Wiryo Mihardjo keturunan Mangun Dinomo yang kemudian jika dilacak dan diteruskan akan berujung pada trah Kyai  Yahya. Yang  kemudian  lagi jika diteruskan mengarah pada Ki Juru Mertani,  Sunan Giri alias Raden Paku (1442 M) dan Raja Hayam Wuruk - Raja Majapahit  tahun 1350-1389 M hingga Hariang Banga (739-783 Masehi).
.
Berarti Jokowi merupakan saudara ORANG SUNDA?, YA, seharusnya demikian. Lalu mengapa suara Jokowi saat Pilpres 2014 kalah di Jawa Barat?, Mengapa Jokowi hanya menang di 4 kabupaten dari  22 kabupaten/kota ?, mengapa Jokowi hanya meraih 40,2% dari 23,9 juta jiwa?, Mengapa Jokowi hanya sukses di Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon?, Demi Allah SWT  - ada yang salah dalam hal ini. Ada yang bermain disini untuk mengacau, dan benar OBOR RAKYAT – lah ‘biang keroknya. Yang hingga kini  meninggalkan luka dalam bagi sebagian rakyat Jawa Barat. Termasuk kami para Relawan di Jawa Barat. Maka Allah SWT, Tuhan YME akan melaknat sutradara & produser OBOR RAKYAT sampai kiamat sekali pun.
.

Jokowi juga milik ORANG SUNDA !, YA. Tapi perlu strategi dan langkah kongkrit di Jawa Barat sehingga sukses hingga dua periode kedepan (2019-2024). Tentunya ini membutuhkan data dan fakta yang lebih detil dan akurat, namun jika semua ini akan membawa kebaikan mengapa harus kita risaukan. Karena Demikianlah perjalanan dan ceritra manusia, termasuk Jokowi, karena semua mempunyai trah hingga berujung kepada Adam-Hawa. Wallahuaalam bishowab.
.

Ciung Wanara & Prabu Siliwangi, "HIJI !#

Media Ummat & Koran Jokowi : Di edisi lalu diceritakan bahwa Ciung Wanara , alias Sang Manarah , alias Prabu Suratama Prabu Jayaprakosa Mandaleswara Salakabuana memeritah di Galuh dari tahun 739-783 Masehi. Ciung Wanara dijodohkan dengan cicit Demunawan yang bernama Kancana Wangi. Dari perkawinan ini dikaruniai anak bernama purbasari yang kelak menikah dengan Sang Manistri atau LUTUNG KASARUNG.
.
Ciung Wanara memerintah selama kurang lebih 44 tahun, dengan wilayah pemerintahannya antara daerah Banyumas, Purwekerto  dan seluruh wilayah aliran sungai Citarum, Kerawang Jawa Barat. Maka bolehlah disebut menguasai hampir ½ lebih Pulau Jawa.  Adapun saudara se-ayah,
Hariang Banga  yang kemudian disebut sebagai moyang ‘Orang Jawa  dan melahirkan Raja dan kerajaan Majapahit  pun demikian. Mereka bersatu mempertahankan TANAH/PULAU JAWA. Bukan dengan peperangan namun dengan pembangunan & kemakmuran rakyatnya.
..
Pada tahun 783, konon Ciung melakukan “Manurajasuniya” yakni mengakhiri hidupnya dengan bertapa , meninggalkan keduniawian untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa di Bojong Galuh Karangkamulyan, yang sekarang terletak di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis yang dulunya bernama Kabupaten Galuh.
.
“Tidak ada makam Ciung Wanara, karena beliau ‘Ngahiyang (menghilang) atas ijin Allah SWT. Kalau pun ada itu palsu. Sebagaimana kemudian terjadi pada PRABU SILIWANGI.  Ciung  memang nenek moyang ‘urang Sunda. “, tegas Wa Acek salah-satu juru-kunci situs Ciung Wanara kepada kami (Minggu,16/8) lalu
.
Ciung Wanara memang nenek moyang ‘Urang Sunda yang kemudian melahirkan Raja-Raja dan Kerajaan Sunda  antara tahun 932 dan 1579 Masehi yang mencakup; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Banten, Lampung, hingga sebagian Sumatera Selatan.  Bahkan dibeberapa refrensi disebut  pengaruh ekonomi dan militernya juga hingga  kerajaan Inggris, Perancis, China, Portugis dsb. Salah satu bentuk kerjasama dengan Portugis adalah  adanya  perjanjian SUNDA-PORTUGIS tahun 1522, sehingga bermunculanlah pembangunan  benteng dan gudang di pelabuhan  Sunda-Kelapa. Sebagai imbalannya, Portugis  memberikan bantuan militer kepada Kerajaan Sunda dalam menghadapi serangan dari pihak  ‘musuh termasuk; Demak, Cirebon, Banten dsb.
.
Sri Baduga Maharaja  atau Jayadewata alias PRABU SILIWANGI  adalah Raja Sunda ke 35 dari 40 raja dengan nama Kerajaan PAJAJARAN yang beribukota di Pakuwan,Bogor, Jawa Barat selama 39 tahun (1482-1521), yang kini kemudian disebut KEBUN RAYA BOGOR (?)
.
Dalam beberapa versi disebut bahwa PRABU SILIWANGI  menolak masuk agama Islam, padahal sesungguhnya sejak jauh hari , khususnya saat menikahi Nyai Subang Larang  (Nyai Subang Karancang) putri Ki Gedeng Tapa  (penguasa Syahbandar Muara Jati Cirebon & pemilik Pesantren  Syekh Quro, Cirebon) sekitar tahun 1422 M, atau 22 tahun sebelum PRABU SILIWANGI  menjadi Raja Pajajaran beliau telah masuk Islam.
.
Saat itu beliau  masih bernama RADEN PAMANAH RASA karena kecantol oleh kecantikan Nyai Subang Larang yang juga pembaca Al quran (qori) terindah dijamannya beliau berniat menikahinya. Padahal beliau awalnya diminta sang ayah (Prabu Angga Larang) untuk menutup pesantren  Quro  yang dianggap membahayakan kerajaannya.
.
Dalam beberapa versi disebut sang Ayah membekali anaknya itu dengan pengawalan prajurit-prajurit tangguh juga ada pasukan gajah siluman diantaranya. Rupanya kecantikan dan kemahiran membaca Al Quran Nyai Subang larang yang membuyarkan konsentrasinya untuk menutup paksa Pesantren tsb. Singkat ceritra, mas kawin yang diminta oleh Mertua dan calon istri berupa; Satu, ia harus masuk Islam dengan membaca DUA KALIMAT SYAHADAT. Dan syarat kedua, ia harus menyediakan  Lintang Kerti Jejer Seratus (Tasbeh) yang  harus ia dapat langsung dari ke Mekah. Ke-dua syarat itu disanggupi. Dan resmilah mereka menikah degan cara Islam.
.
Direferensi lain disebut juga bahwa saat beliau menjadi Raja Pajajaran dengan gelar PRABU SILIWANGI usianya antara 18-20 tahun.  Berarti beliau (PRABU SILIWANGI) adalah Raja Sunda termuda diantara ke-40 raja Sunda lainnya, dan Raja Sunda pertama yang menganut Islam. Wallahualam Bishowab. 
.
Semoga banyak manfaat atas Napak Tilas Diri kami ini, tentunya banyak ketidak-sempurnaan didalamnya. Mohon maaf lahir bathin. Wassalamualaikum wrwb.
.

Mau tau cerita Ciung  Wanara lebih detil, please klik ..... http://mediaummat-online.blogspot.com/2015/08/ciung-wanara-sundajawahiji.html










ciung wanara, #SUNDA,JAWA.HIJI..!#

LEGENDA CIUNG WANARA

1.      Saat Raja Galuh, Raja Prabu Permana Di Kusumah yang wilayahnya sejak Ujung Kulon Jawa Barat hingga perbatasan  (sekarang) Brebes dan Surabaya  ‘bosan menjadi raja,maka ia pun bermaksud menjadi ‘pertapa. Meninggalkan juga ke-2 istri (Dewi Pangrenyep dan Dewi Pohaci Naganingrum) yang juga belum mengaruniai anak sebagai penerus kerajaan. ---

2.      Sang Raja ‘menyetujui disaat ia bertapa maka wujudnya digantikan oleh menteri Aria Kebonan dan diberinama baru sebagai ‘Prabu barma Wijaya, juga bonus lain yang diberikan wajah Aria akan lebih muda 10 tahun. Prosesi ini hanya disaksikan oleh seorang ‘staff ahli kerajaan , yaitu, UWA BATARA LENGSER. Singkat ceritra sang raja pun ‘menghilang bertapa, digantikan Raja baru. Raja lama memang memberi  kekuasaan penuh pada Raja baru tsb, kecuali ‘tidak boleh melakukan hubungan biologis dengan ke-2 istri tsb.

3.      Si Raja baru demikian diktator, hingga suatu waktu ke-2 istri Raja itu bermimpi Bulan Purnama. Raja Baru panik karena itu tanda bahwa ke-2 ratu itu akan hamil. Sedangkan ia tidak melakukan apapun. Ia pun minta advis Uwa Batara, singkat ceritra Uwa membawa seorang pertapa sakti bernama AJAR SUKARESI untuk mendiskusikan hal ini. Pertapa ini menyampaikan bahwa ke-2 ratu itu memang akan hamil malah akan melahirkan anak-putra/laki-laki. Raja Baru panik karena ia tidak mau posisinya akan suram karena akan lahir putra mahkota yang akan menggantikannya posisinya kelak. Maka ia pun membunuh pertapa tadi kemudian menendang jauh jenasahnya hingga kedalam hutan lebat dan berubah menjadi seekor NAGAWIRU

4.      Suatu saat Uwa Batara baru menceritakan jika pertapa itu sesungguhnya adalah Raja lama yaitu Raja Prabu Permana Di Kusumah. Seiring waktu, Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra dan diberinama “Hariang Banga”. Suatu hari ketika Raja baru mengunjungi Dewi Pohaci Naganingrum, secara ajaib janin dalam kandungan bicara kepadanya, "Barma Wijaya, Engkau telah melupakan banyak janjimu. Semakin banyak Anda melakukan hal-hal kejam, kekuasaan Anda akan semakin pendek.."

5.      Dikala sudah mendekati kelahiran, Raja baru dan Dewi Pangrenyep bersiasat buruk. Mereka meminta Dewi Naganingrum untuk menutupi matanya dengan malam (Lilin) yang biasanya dipakai untuk membatik; sehingga  tidak shock karena darah saat melahirkan itu alasan mereka. Dan saat melahirkan mereka buru-buru menukarkan bayi tsb degan seekor bayi/anak anjing. Singkat cerita  Dewi Pohaci dan anaknya itu pun dibuang di sungai Citanduy.

6.      Tidak sampai itu saja, Raja Baru dan Dewi Pangrenyep pun meminta Uwa Lengser untuk membunuhnya, setelah mereka disembunyikan dihutan, Uwa lengser kembali ke kerajaan dan mengatakan bahwa ibu & anak anjing itu sudah dibunuh dengan bukti pakaian Dewi Pohaci yang bersimbah darah

7.      Entah bagaimana ceritranya , yang jelas dongeng ini “TERPUTUS” sampai sini, karena tidak ada lagi kelanjutan bagaimana kemudian nasib si Ibu & Anak Anjing itu. Karena dibayak ceritra langsung ‘loncat’ tentang dimana ada  sepasang orang tua  (Aki & Nini Balangantrang) yang menemukan bayi dalam keranjang yang hanyut di sungai Citanduy, yang bagi saya mungkin itulah bayi yg sebenarnya.
.
8.      Apapun diceritakan bayi itupun diasuh oleh orang-tua itu hingga suatu waktu mereka menamakan bayi itu dengan nama CIUNG WANARA, karena berasal dari Burung (Ciung) dan  Monyet (Wanara) yang mereka temukan di hutan saat berburu. Sebagian orang menyebut bahwa nama itu berasal dari nama burung Beo dan Monyet putih sebangsa monyet Amang atau Lutung (?)

9.      Setelah agak dewasa, Ciung berniat untuk mengikuti lomba adu ayam dikerajaan, ia pun pamit dengan bekal ‘sebuah telur. Diperjalanan dia menemui NAGAWIRU untuk menetaskan telur itu, dan berhasil, telur itu pun berubah menjadi ayam jago jantan yang siap tanding

10.  Raja pun menerima tantangan Ciung, jika ayam Ciung kalah maka Raja boleh membunuh Ciung, namun jika ayam Raja kalah maka Ciung menjadi Putra Mahkota. Ke-2 itupun berlaga, dan ayam Ciunglah yg menang

11.  Ciung pun dilantik menjadi Putra Mahkota, namun tak lama dan kemudian Putra Dewi pangrenyep yaitu Hariang Banga  tidak menerimanya, maka Ciung pun diajak duel hingga berhari-hari lamanya

12.  Hariang Bangga kalah tubuhnya pun dilempar jauh hingga seberang Sungai Brebes, karena dendam Ciung berniat membuhnya sekalian. Namun , tak lama munculah  Raja Lama (Prabu Permana Di Kusumah) didampingi oleh Ratu Dewi Naganingrum dan Uwa Batara lengser.

13.  "Hariang Banga dan Ciung Wanara!" kata Raja, "Hentikan pertempuran ini adalah pamali ("tabu atau "dilarang" dalam bahasa Sunda dan Jawa) - berperang melawan saudara sendiri.

14.  Kemudian Raja Lama meminta Ciung Wanara di Galuh dan Hariang Banga di timur sungai Brebes, negara baru. Yang dibatasi oleh Sungai CiPamali. Adapun Dewi Pangrenyep dan  Raja baru (Barma Wijaya alias Aria Kebonan) dipenjara karena dosa mereka.
.
CATATAN DIRI:
.
a.       Hariang Banga pindah ke timur dan dikenal sebagai Jaka Susuruh. Dia mendirikan kerajaan Jawa  dan menjadi raja Jawa  dan dikenal kemudian sebagai nenek moyang ORANG JAWA. Kerajaan MAJAPAHIT adalah salah satunya. Sedangkan Ciung Wanara memerintah kerajaan Galuh dan diakui sebagai nenek moyang ORANG SUNDA. Dan kemudian menjadi Kerajaan PAJAJARAN.  Sejak itu Galuh dan Jawa makmur lagi seperti pada zaman Prabu Permana Di Kusumah
b.      Maka sangat aneh kemudian jika ada sebagian orang yang menyatakan bahwa Orang Sunda dan Orang Jawa “tidak Berjodoh’. ;p
c.       Sebagai tambahan konon kejadian ini terjadi jauh sebelum tahun 1.000  Masehi, karena tahun 1030-1575 Masehi telah berdiri  Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran  sebagai ibukota Kerajaan SUNDA GALUH  yang diduga Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaraan. Adapun Raja Pajajaran pertama adalah, Sri Baduga Maharaja atau PRABU SILIWANGI (Ratu Jayadewata) yang memerintah selama 39 tahun (1482-1521), hingga saat ini tidak ada refrensi jelas dimana makam beliau, karena beliau dianggap ‘moksa/menghilang
d.      Konon, keturunan Hariang Banga kemudian  mendirikan Kerajaan Majapahit  yang berkuasa di Jawa Timur dan Jawa Tengah  di tahun 1293-1500 Masehi. Kerajaan ini mencapai puncak  saat dijabat Raja hayam wuruk  tahun 1350-1389.

e.       Anekdot aneh suka kita dengar, bahwa Orang Sunda jangan marah jika dikatai Anjing atau Monyet, karena itu adalah moyangnya juga Orang Sunda. ‘Beuugh..

Rabu, 12 Agustus 2015

Operasi Senyap Ala Jokowi: #RABU KELABU 12 AGUSTUS 2015#

Media Ummat & Koran Jokowi : Apapun namanya, hari ini (Rabu, 12/8/2015.Pkl.13.42)  Jokowi membuktikan bahwa dia demikian menerima kegelisahan masyarakat atas kinerja kabinetnya yang dilantik sejak 27 Oktober 2014 lalu untuk segera me-Reshuffle kabinetnya. Demikian halnya dengan kami, Media Ummat & Koran Jokowi  dengan berbagai alasan dan pertimbangan sejak jauh hari kami memilih 4 (empat) nama yang layak d-Reshuffle pasca Iedul Fitri 1336 H lalu; Andi Widjajanto-Mensekab, Rini Suwandi-MenBUMN, HM.Pratikno-Mensesneg  dan Siti Nurbaya-Menhut & LH
.
Tanpa gembar-gembor,  hari ini, Jokowi melakukan Operasi senyap kabinet Kerja/Nawacita 2014-2019, hasilnya? Tanpa diduga Jokowi melakukan itu terhadap 6 (enam) pembantunya, yaitu; Tedjo Edhy (Menko Polhukam), Sofyan Djalil (Menko Perekonomian), Andrinof Chaniago (Kepala Bappenas), Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), Indroyono Soesilo (Menko Maritim). Dan Hulaaaaa, ....Andi Widjajanto pun lengser juga sebagai Menteri Sekretaris Kabinet.
.
Ada pun penggantinya adalah : Darmin Nasution (Menko Perekonomian), Rizal Ramli ( Menko Kemaritiman), Pramono Anung (Menseskab), Sofyan Djalil ( Kepala Bappenas), Luhut Binsar Pandjaitan ( Menko Polhukam), dan Thomas Lembong ( Mendag).
.
Kami tak perduli yang lain, target mengganti Andi Widjajanto dan menon-aktifkannya dari jabatan lain di Kabinet tercapai.  Terima-kasih Ya Allah, KAU telah mendengar doa kami.Aamiin.;p
.
Semoga Reshuffle ini merupakan ‘’cermin bagi pembantu-pembantu Jokowi yang lain agar lebih GIAT BEKERJA sebagaimana amanah rakyat. Apapun kami akan terus mengkritisi para pembantu Jokowi, karena kami HANYA memilih Jokowi bukan para pembantunya dengan harapan mereka mampu bekerja seirama dan selaras dengan Jokowi. Kalau tidak mampu?, Sikaaaaatttt....!!! (Foto.Repro)
.
Check it dot : ---- http://mediaummat-online.blogspot.com/2015/07/reshuffle-kabinet-2015-gue-usul-4-orang.html