Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Selasa, 18 Agustus 2015

ciung wanara, #SUNDA,JAWA.HIJI..!#

LEGENDA CIUNG WANARA

1.      Saat Raja Galuh, Raja Prabu Permana Di Kusumah yang wilayahnya sejak Ujung Kulon Jawa Barat hingga perbatasan  (sekarang) Brebes dan Surabaya  ‘bosan menjadi raja,maka ia pun bermaksud menjadi ‘pertapa. Meninggalkan juga ke-2 istri (Dewi Pangrenyep dan Dewi Pohaci Naganingrum) yang juga belum mengaruniai anak sebagai penerus kerajaan. ---

2.      Sang Raja ‘menyetujui disaat ia bertapa maka wujudnya digantikan oleh menteri Aria Kebonan dan diberinama baru sebagai ‘Prabu barma Wijaya, juga bonus lain yang diberikan wajah Aria akan lebih muda 10 tahun. Prosesi ini hanya disaksikan oleh seorang ‘staff ahli kerajaan , yaitu, UWA BATARA LENGSER. Singkat ceritra sang raja pun ‘menghilang bertapa, digantikan Raja baru. Raja lama memang memberi  kekuasaan penuh pada Raja baru tsb, kecuali ‘tidak boleh melakukan hubungan biologis dengan ke-2 istri tsb.

3.      Si Raja baru demikian diktator, hingga suatu waktu ke-2 istri Raja itu bermimpi Bulan Purnama. Raja Baru panik karena itu tanda bahwa ke-2 ratu itu akan hamil. Sedangkan ia tidak melakukan apapun. Ia pun minta advis Uwa Batara, singkat ceritra Uwa membawa seorang pertapa sakti bernama AJAR SUKARESI untuk mendiskusikan hal ini. Pertapa ini menyampaikan bahwa ke-2 ratu itu memang akan hamil malah akan melahirkan anak-putra/laki-laki. Raja Baru panik karena ia tidak mau posisinya akan suram karena akan lahir putra mahkota yang akan menggantikannya posisinya kelak. Maka ia pun membunuh pertapa tadi kemudian menendang jauh jenasahnya hingga kedalam hutan lebat dan berubah menjadi seekor NAGAWIRU

4.      Suatu saat Uwa Batara baru menceritakan jika pertapa itu sesungguhnya adalah Raja lama yaitu Raja Prabu Permana Di Kusumah. Seiring waktu, Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra dan diberinama “Hariang Banga”. Suatu hari ketika Raja baru mengunjungi Dewi Pohaci Naganingrum, secara ajaib janin dalam kandungan bicara kepadanya, "Barma Wijaya, Engkau telah melupakan banyak janjimu. Semakin banyak Anda melakukan hal-hal kejam, kekuasaan Anda akan semakin pendek.."

5.      Dikala sudah mendekati kelahiran, Raja baru dan Dewi Pangrenyep bersiasat buruk. Mereka meminta Dewi Naganingrum untuk menutupi matanya dengan malam (Lilin) yang biasanya dipakai untuk membatik; sehingga  tidak shock karena darah saat melahirkan itu alasan mereka. Dan saat melahirkan mereka buru-buru menukarkan bayi tsb degan seekor bayi/anak anjing. Singkat cerita  Dewi Pohaci dan anaknya itu pun dibuang di sungai Citanduy.

6.      Tidak sampai itu saja, Raja Baru dan Dewi Pangrenyep pun meminta Uwa Lengser untuk membunuhnya, setelah mereka disembunyikan dihutan, Uwa lengser kembali ke kerajaan dan mengatakan bahwa ibu & anak anjing itu sudah dibunuh dengan bukti pakaian Dewi Pohaci yang bersimbah darah

7.      Entah bagaimana ceritranya , yang jelas dongeng ini “TERPUTUS” sampai sini, karena tidak ada lagi kelanjutan bagaimana kemudian nasib si Ibu & Anak Anjing itu. Karena dibayak ceritra langsung ‘loncat’ tentang dimana ada  sepasang orang tua  (Aki & Nini Balangantrang) yang menemukan bayi dalam keranjang yang hanyut di sungai Citanduy, yang bagi saya mungkin itulah bayi yg sebenarnya.
.
8.      Apapun diceritakan bayi itupun diasuh oleh orang-tua itu hingga suatu waktu mereka menamakan bayi itu dengan nama CIUNG WANARA, karena berasal dari Burung (Ciung) dan  Monyet (Wanara) yang mereka temukan di hutan saat berburu. Sebagian orang menyebut bahwa nama itu berasal dari nama burung Beo dan Monyet putih sebangsa monyet Amang atau Lutung (?)

9.      Setelah agak dewasa, Ciung berniat untuk mengikuti lomba adu ayam dikerajaan, ia pun pamit dengan bekal ‘sebuah telur. Diperjalanan dia menemui NAGAWIRU untuk menetaskan telur itu, dan berhasil, telur itu pun berubah menjadi ayam jago jantan yang siap tanding

10.  Raja pun menerima tantangan Ciung, jika ayam Ciung kalah maka Raja boleh membunuh Ciung, namun jika ayam Raja kalah maka Ciung menjadi Putra Mahkota. Ke-2 itupun berlaga, dan ayam Ciunglah yg menang

11.  Ciung pun dilantik menjadi Putra Mahkota, namun tak lama dan kemudian Putra Dewi pangrenyep yaitu Hariang Banga  tidak menerimanya, maka Ciung pun diajak duel hingga berhari-hari lamanya

12.  Hariang Bangga kalah tubuhnya pun dilempar jauh hingga seberang Sungai Brebes, karena dendam Ciung berniat membuhnya sekalian. Namun , tak lama munculah  Raja Lama (Prabu Permana Di Kusumah) didampingi oleh Ratu Dewi Naganingrum dan Uwa Batara lengser.

13.  "Hariang Banga dan Ciung Wanara!" kata Raja, "Hentikan pertempuran ini adalah pamali ("tabu atau "dilarang" dalam bahasa Sunda dan Jawa) - berperang melawan saudara sendiri.

14.  Kemudian Raja Lama meminta Ciung Wanara di Galuh dan Hariang Banga di timur sungai Brebes, negara baru. Yang dibatasi oleh Sungai CiPamali. Adapun Dewi Pangrenyep dan  Raja baru (Barma Wijaya alias Aria Kebonan) dipenjara karena dosa mereka.
.
CATATAN DIRI:
.
a.       Hariang Banga pindah ke timur dan dikenal sebagai Jaka Susuruh. Dia mendirikan kerajaan Jawa  dan menjadi raja Jawa  dan dikenal kemudian sebagai nenek moyang ORANG JAWA. Kerajaan MAJAPAHIT adalah salah satunya. Sedangkan Ciung Wanara memerintah kerajaan Galuh dan diakui sebagai nenek moyang ORANG SUNDA. Dan kemudian menjadi Kerajaan PAJAJARAN.  Sejak itu Galuh dan Jawa makmur lagi seperti pada zaman Prabu Permana Di Kusumah
b.      Maka sangat aneh kemudian jika ada sebagian orang yang menyatakan bahwa Orang Sunda dan Orang Jawa “tidak Berjodoh’. ;p
c.       Sebagai tambahan konon kejadian ini terjadi jauh sebelum tahun 1.000  Masehi, karena tahun 1030-1575 Masehi telah berdiri  Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran  sebagai ibukota Kerajaan SUNDA GALUH  yang diduga Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaraan. Adapun Raja Pajajaran pertama adalah, Sri Baduga Maharaja atau PRABU SILIWANGI (Ratu Jayadewata) yang memerintah selama 39 tahun (1482-1521), hingga saat ini tidak ada refrensi jelas dimana makam beliau, karena beliau dianggap ‘moksa/menghilang
d.      Konon, keturunan Hariang Banga kemudian  mendirikan Kerajaan Majapahit  yang berkuasa di Jawa Timur dan Jawa Tengah  di tahun 1293-1500 Masehi. Kerajaan ini mencapai puncak  saat dijabat Raja hayam wuruk  tahun 1350-1389.

e.       Anekdot aneh suka kita dengar, bahwa Orang Sunda jangan marah jika dikatai Anjing atau Monyet, karena itu adalah moyangnya juga Orang Sunda. ‘Beuugh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar