--- HARI KE-SATU DI YOGJA ----
Alhamdulilah,atas ijin Allah SWT,Tuhan YME akhirnya hari ini (Jumat, 20 Februari 2015) saya dapat 'kembali' menginjak tanah Yogjakarta sejak tahun 2002-2004 lalu. Alias 13 tahun lalu, dan kembali saya yakini bahwa TIDAK SELAMANYA ANGKA 13 ITU MEMBAWA SIAL. Dan saya yakini pula bahwa Allah SWT -lah yang memberikan kemudahan untuk semua ini. Insha Allah ;p
Alhamdulilah,atas ijin Allah SWT,Tuhan YME akhirnya hari ini (Jumat, 20 Februari 2015) saya dapat 'kembali' menginjak tanah Yogjakarta sejak tahun 2002-2004 lalu. Alias 13 tahun lalu, dan kembali saya yakini bahwa TIDAK SELAMANYA ANGKA 13 ITU MEMBAWA SIAL. Dan saya yakini pula bahwa Allah SWT -lah yang memberikan kemudahan untuk semua ini. Insha Allah ;p
.
Yuk kita mulai ceritanya, lebih enak bacanya sambil 'ngupi , maklum tulisan/artikel ini demikian panjang sepanjang cintaku pada-NYA. ;p. Cuusss...
.
Sebagaimana kita ketahui Kasultanan
Yogyakarta merupakan salah satu kerajaan Islam di pulau Jawa (Tahun 1755-1950), dimana mempunyai 2
(dua) Alun-alun yang luas penuh
eksostis & mistis menyertainya. Check
it dot ;p
.
(1). ALUN ALUN UTARA (LOR) berada di halaman/depan Keraton menghadap
Gunung Merapi . Luasnya sekitar 150 x 150 meter2 , ditengahnya terdapat 2 (dua)
pohon beringin yang usianyanya pun sudah ratusan tahun, ke-dua beringin itu
bernama Kyai
Dewandaru dan Kyai Wijayandaru. Pada
masa lalu di sekeliling Alun-alun Lor ditanam 63 Pohon Beringin yang
melambangkan umur Nabi Muhammad SAW. Alun-alun LOR ini awalnya merupakan
tempat berkumpul bagi masyarakat yang mempunyai watak gelisah, ribut dan
mengadu. Disana juga banyak dilakukan ‘TAPA PEPE’ , bersemedi untuk menghadap
sultan menyampaikan keluh-kesahnya, hingga abdi dalem memanggilnya untuk bertemu Sultan/Raja. Tapa Pepe ini dilakukan
ditengah terik matahari dan tepat diantara ke-2 beringin tsb.
.
Dahulu, tidak semua orang ‘bebas masuk alun-alun LOR ini,
apalagi menggunakan kendaraan (Kuda,dsb), sepatu, sandal, bertongkat, dan
mengembangkan payung. Apalagi alun-alun ini kerap dipakai utk acara sakral
keraton; Raya Sekaten, Perayaan Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW dsb. Sehingga benar-benar terjaga dari keduniawian.
.
Sebagian orang bilang, khususnya mereka yg dari luar Yogja hendaknya saat masuk Yogja (bagusnya) ke alun-alun ini dahulu, seolah 'mohon restu/ijin atas niat/hajat kita datang ke Yogja,
syukur-syukur jika tepat malam Jumat Kliwon.
.
Sebagaimana atas ijin-Nya pula
maka saya & istri dapat tepat masuk Malam Jumat Kliwon, 19 Februari 2015,
tepat pkl.02.17 lalu. ‘Alhamdulilah,
.
Dimalam-malam tertentu Alun-alun ini seolah menjadi
tempat ‘rapat makhluk ghaib Keraton dan makhluk ghaib asal Gunung Merapi yang
tingginya > 2.620 meter dan berjarak > 25 KM dari Yogja ini. Dan, akan/agak sedikit sulit kita mendapatkan foto
dikala malam hari, ada sebagian kemudian foto itu blur dan berwarna merah atau
kuning-keemasan.Seolah dihalangi atau ‘dilarang. Ini sudah saya alami saat di
Yogja thn.2002-2004 lalu. Namun malam itu saya mengulangi lagi, hasilnya?,
ahahahah..Podo wae, Tejo,alias gak jelas. Wallahualam Bishowab.
.
(2). ALUN ALUN
SELATAN (KIDUL) ,Yogyakarta disebut juga ALKID ,luasnya tak beda jauh dengan
Alun-alun LOR. Dahulu, Alkid ini diyakini sebagai tempat istirahat ( palereman
) bagi para Dewa. Maka kemudian dianggap sebagai salah satu tempat ‘NGELEREMKE
ATI atau menentramkan hati. Waktu lalu dipakai untuk acara keratonan,al; Setonan
: ketangkasan berkuda.Manahan : lomba memanah dengan posisi duduk bersila.Rampok
Macan : lomba adu harimau dan Masangin : Latihan konsentrasi dengan berjalan
diantara dua pohon beringin (ringin kurung) yang berada di tengah Alkid dengan
mata tertutup.
Karena letaknya di Selatan, diyakini Alun Alun ini dikuasai
dan dijaga oleh para prajurit ‘ghaib Pantai Selatan hingga saat ini. Dan diwaktu-waktu
tertentu pula akan tercium bau laut atau sejenisnya dan hanya orang-orang
tertentu yg dapat merasakannya.
#MASANGIN SEJAK TAHUN 1755 !? #
..
MASANGIN dilakukan ‘’sendirian’, dengan cara posisi
berdiri tegak lurus di depan Gedung Sasana Hinggil, jaraknya dari tempat kita
berdiri sekitar 25 meter ke arah pohon beringin kembar tsb. Saat melakukan
MASANGIN, mata anda diwajibkan tertutup/merem, ada juga kemudian yang
menggunakan kain hitam yang disediakan ‘seseorang’ disana dengan tarif
Rp.5.000. Padahal saat tahun 2002-2004 ini belum ada. Tak apa lah karena ini menjadi rejeki bagi orang lain.
.
Idealnya, MASANGIN ini dilakukan hanya 3x, jika ‘gagal
pun tak ada resiko apapun. Saat jaman kesultanan lalu, dipercaya kedua
beringin ini mempunyai mistis tingkat tinggi; Selain mampu mengecoh serdadu
belanda/musuh lain yang akan menyerang Keraton, juga diantaranya terdapat ‘rajah/jimat
ghaib’ dimana dan siapapun jawara tidak akan mampu ‘masuk’’ keraton karena seketika
ilmunya langsung ‘hilang hingga mudah ditangkap prajurit keraton. Wallahualam bishowab.
.
Dalam melakukan MASANGIN jangan sekalipun ‘curang,
karena suasana eksostis/mistisnya tidak akan anda dapat, malah banyak orang
bilang kita bisa terjebak di dunia yang kasat mata, dalam
arti seolah-olah anda sendirian di tengah alun-alun ini hingga beberapa lama
kemudian anda sadar kembali. MASANGIN dapat dilakukan pada siang hari, namun lebih mistis terasa jika malam
hari.
.
Asal-muasal MASANGIN ini terjadi saat pemerintahan Sultan
Hamengkubowono I (thn.1717-1792) lalu. Kala itu Putri
Sultan menjadi pujaan para pria ,karena terkenal cantik-bersahaja dan cerdas. Sudah puluhan pria yang gagal meminangnya karena sang Putri mempunyai syarat akan menerima pria yang mampu 'melewati' jalan diantara kedua pohon beringin di alun-alun kidul tersebut. Dan terbukti tak ada seorang pria pun yang 'LOLOS' seleksi
.
Hingga ‘syarat ini pun terdengar hingga tanah Sunda/Parahyangan /Jawa barat (Kerajaan Pajajaran lama /Sunda-Galuh ), dan datanglah kemudian seorang pemuda dari Siliwangi (Prabu Siliwangi ?) yang sederhana namun bersahaja, ia pun bisa melewati rintangan tersebut dan akhirnya menikahi putri Sultan. Tak hanya ini saja, sejak itu pula diyakini cikal persatuan antara Kerajaan Mataram dengan Kerajaan Siliwangi. Konon ini pulalah yang menjadi bagian dari mulai tersebarnya ajaran agama Islan di Yogjakarta, Wallahualam Bishowab.
Hingga ‘syarat ini pun terdengar hingga tanah Sunda/Parahyangan /Jawa barat (Kerajaan Pajajaran lama /Sunda-Galuh ), dan datanglah kemudian seorang pemuda dari Siliwangi (Prabu Siliwangi ?) yang sederhana namun bersahaja, ia pun bisa melewati rintangan tersebut dan akhirnya menikahi putri Sultan. Tak hanya ini saja, sejak itu pula diyakini cikal persatuan antara Kerajaan Mataram dengan Kerajaan Siliwangi. Konon ini pulalah yang menjadi bagian dari mulai tersebarnya ajaran agama Islan di Yogjakarta, Wallahualam Bishowab.
.
NUSA GEDE, PANJALU, CIAMIS, JABAR |
PRABU SILIWANGI & MACAN PUTIHNYA |
Misteri ke-2 Pohon Beringin lainnya , selalu dikaitkan sebagai 'shasmita atau petunjuk akan terjadinya peristiwa besar skala nasional. Kejadian masa
silam, baik itu terbakar atau robohnya salah satu pohon beringin selalu
diikuti peristiwa besar. Misalnya, pernah terjadi tahun 1961, yg kemudian dihubungkan kemudian meletus G30S.PKI thn.1965. Konon, juga terjadi tahun 1987 (?) menjelang Wafatnya Sri Sultan HB IX.
.
Lalu pada hari Minggu , 3 Agustus 2014 lalu salah satu pohon
beringin di ALKID itu rubuh tanpa sebab. Sebagian rubuh kearah timur dan menyebabkan terbakarnya sebuah mobil yang berada disekitar. Lalu ini tanda apa?,
.