Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Jumat, 06 Februari 2015

#Eksotik Alun alun Keraton Yogja 2002-2015 # Kangen

Tepat hari ini Jumat, 06 Februari 2015 sama dengan Jumat, 06 Februari 2002 lalu. Saat pertama-kalinya saya menginjakan Yogjakarta, alias 13 tahun yang lalu.

Waktu ini, merupakan saat pertama pula saya 'mulai' bersahabat dengan alun-alun  Lor  beserta 'isinya.;p
.
Alun alun ini letaknya menyolok di bagian utara Keraton Yogjakarta. Apalagi kemudian saya menetap lama di Yogja hingga tahun 2004  untuk melakukan 4 (empat) pameran besar di JEC - Jogya Expo Center, DIY.Hingga saya hapal luar kepala tentang ini.
.
Luas Alun-alun Lor ini melebihi ukuran standar lapangan bola internasional yang >100 meter, karena luasnya melebihi 150 x 150 meter. 

Tepat ditengahnya, tumbuhlah 2 (dua) pohon beringin yang diberi nama Kyai Dewandaru dan Kyai  Janadaru. Berapa usianya yang pasti, belum ada data akurat ttg itu. Yang jelas sejak Jaman Keraton Surakarta thn.1774 kedua beringin itu sudah ada, disanalah setiap rakyat dapat mengadukan apapun pada Sultan 
.
Dikenalah kemudian dengan istilah  "Tapa pepe", duduk bersimpuh dengan khusyu hingga kemudian abdi-dalem menemui dan mengajak mereka menemui Sultan.

Tak jauh dari sana, selama di Yogja itu saya kerap mampir juga di gelaran Gudek Mbah Gendut. Entah siapa nama aslinya, yang jelas selama itu pula dia menjadi 'ibu baru saya. Karena hampir setiap malam saya makan disana. 
.
Mbah Gendut saat itu saya yakin seusia nenek saya >65 tahun, perawakannya besar berkulit coklat dan sedikit bisa berbahasa Indonesia. Dari beliau juga saya mendapat banyak nasehat dan arahan hidup. Suaminya, saya lupa namanya, bekerja sebagai supir dokar/gerobak di Sleman?, Mbah Gendut biasanya hanya menggelar Gudeg pkl.19.00-21.00, alasannya simpel, "Takut sakit". Padahal bukan itu jawabannya, saya yakin. Juga keanehan lainnya beliau selalu sendiri dan membatasi Gudek yg dijual. Lainnya tidak mudah menemukan beliau saat kita perlukan. Itu yang menjadikan aura makan gudeg Mbah Gendut. Semoga sampai saat ini beliau sehat-sehat saja, aamiin ya allahu.
.
Pembangunan Yogja demikian pesat, itu yang saya rasa hingga alun-alun pun bukan hanya untuk Tapa Pepe, Gerebeg Tumpeng, Sekaten dan kegiatan keraton 'sakral saja sekarang. Karena disana pun sudah dipakai venue  konser musik, olah-raga, kampanye, dsb. Ya Sutralah !. Semoga 'eksotik Alun alun itu  masih dapat dijaga pihak Keraton, Pemprov , pemkot dan pihak terkait.
.
Entah kapan saya bisa bertemu kyai-kyai beringin dan Mbah Gendut itu lagi, namun saya yakin 'akan indah pada waktunya.... (lagi)..

Teriring Alfatihah untuk kalian semua,
Alfatihah..
..
Insha Allah
kami
segera
ke
Yogja ...(lagi).
..
..>)))">



Tidak ada komentar:

Posting Komentar