Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Selasa, 16 Desember 2014

SEMOGA PANGERAN CHARLES TIDAK BACA INI


..
Media Ummat :  Sore tadi ,kami, Media Ummat mendapat telepon  dari  Sekjend BKMJ-Badan Musyawarah Keluarga Jambi), Zainal Abidin IS,SH,MH tentang rencana  acara HUT KE-58 tahun BKMJ , tgl.27-29 Desember 2014 dan JAMBI EXPO 2015; April 2015 di GBK, Jakarta. Kami diminta menjadi panitia bidang publikasi.
.
Ini merupakan amanah sekaligus kontinuitas dari hubungan mesra kami selama ini yang terjalin sejak tahun.1987 lalu. Maklum penggagas BKMJ adalah DR.H.Marzuki Usman,MBA *Mantan Menhut/Meneg.Investasi & Menparpostel RI lalu , yang juga sejak thn.2011 lalu menjadi Senior Mentor Media Ummat.
.

Jika bicara Jambi, maka yang terbayang dalam benak saya salah satunya adalah Pangeran Charles, kalau tidak salah ini terjadi awal bulan November 2008 lalu. Beliau datang ke Jambi mempergunakan pesawat khusus dan selanjutnya berangkat dengan mempergunakan transportasi darat dari Bandara Sultan Thaha Jambi sekitar pukul 11: 00 WIB menuju ke lokasi hutan Taman Harapan yang luasnya mencapai 101.000 hektar yang terbagi dari Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.
Sedangkan di Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sendiri, kawasan hutan restorasi diperkirakan mencapai luas 49.000 hektar, sedangkan sisanya berada di Provinsi Sumatera Selatan.
..
Hampir satu jam lamanya Suami mendiang Lady Di ini bersenda-gurau dengan rimbunnya hutan Taman Harapan ,sebuah  kawasan hutan restorasi di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Hal ini disaksikan langsung oleh (saat itu) Menteri Kehutanan MS. Kaban dan Gubernur Jambi Drs H Zulkifli Nurdin.
Pangeran  Charles mengaku merasa kagum melihat pelaksanaan program restorasi hutan tersebut. Bahkan selanjutnya Putera Mahkota Kerajaan Inggris ini mengatakan agar pelaksanaan restorasi itu setidaknya mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Indonesia, karena pelaksanaan restorasi hutan itu bertujuan untuk memperbaiki hutan yang sudah rusak dan selanjutnya kembali dapat berfungsi sebagai hutan tropis yang merupakan paru-paru dunia.
..
Sayangnya karena keterdesakan jadwal acaranya, beliau urung ‘bersenda-gurau ke hutan restorasi yang berada di Kabupaten Musi Bayuasin, Provinsi Sumatera Selatan.Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Pangeran Charles sempat melakukan penanaman pohon bulian, dan berdialog dengan Suku Anak Dalam (SAD) sebelumnya, termasuk sempat melihat beragam burung dan spices lainnya yang berada di lokasi tersebut.

.
Saat itu beliau merupakan tokoh dunia yang  bergabung dalam konsorsium melalui Royal Society Protection of Bird (RSPB) yang dipasok dari negara-negara Uni Eropa, selanjut nya dia menambahkan, hutan restorasi yang telah dikembangkan sejak tahun 2007, saat ini keberadaan kamp-kamp yang telah dibangun dikawasan itu telah dihuni puluhan peneliti dan ratusan ribu orang petugas patroli kehutanan

.
Kini tahun akhir 2014, yang jelas saat ini lebih dari 450 hektare kawasan hutan di Provinsi Jambi mengalami kritis hingga sangat kritis. Atau setara dengan 20 persen dari 2,1 Juta luas hutan Provinsi Jambi. Kerusakan yang terjadi meliputi kawasan hutan produksi, konservasi dan hutan lindung (Kadishut Jambi 2014). Dan yang terparah adalah hutan produksi. Apakah ini prestasi ?, entahlah ;p

GOSIP YANG BEREDAR THN.2008-2014
1.     Pangeran Charles, diduga memiliki hutan seluas 101 ribu hektar di Jambi dan Sumatera Selatan. Hutan tersebut dikelola oleh PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI). Dulunya kawasan itu bekas Hutan Produksi. Lalu, sejak tahun 2005, lahan itu sudah dicadangkan untuk restorasi ekosistem. Ini diperkuat dengan keluarnya SK Peraturan Menteri No. 83/Menhut-II/2005. Total luas wilayah yang dicadangkan untuk restorasi itu sebanyak 101 ribu hektar. Sebanyak 49.498 ha terletak di wilayah Jambi, sedangkan  51.857 ha berada di wilayah Sumsel.

2.     Pada tahun 2008, wilayah tersebut mulai dikembangkan sebagai hutan restorasi oleh Harapan Rainforest. Tahun itu juga, tepatnya 2 November 2008, Pangeran Charles melakukan kunjungan ke hutan Taman Harapan.

3.     Kunjungan Pangeran Charles itu untuk sebagian orang dianggap sebagai ‘ bentuk tekanan agar pemerintah Indonesia segera memberikan pengelolaan Hutan Harapan kepada PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI). Dan benar saja, pada bulan Mei 2010, PT. REKI resmi mendapat ijin pengelolaan dari pemerintah melalui  Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) bernomor 327/Menhut-II/2012 pada 25 Mei 2010. SK tersebut memberi kekuasaan kepada PT.REKI menguasai hutan itu selama 100 tahun.

4.     Namun, kehadiran PT. REKI ini sekaligus bencana bagi rakyat setempat. Jauh sebelum kedatangan PT. REKI, rakyat setempat sudah memanfaatkan sebagian kawasan hutan tersebut yang dibiarkan cukup lama terlantar dan tidak dikelola perusahaan. Akhirnya, pada tahun 2001, masyarakat mulai mengelola sebagian kawasan itu dengan ditanami sawit, karet, palawija, dan lain-lain. Pengambil-alihan lahan itu bertepatan dengan program pembaruan agraria pemerintahan Gus Dur, khususnya pemanfaatan lahan terlantar.

5.     Masyarakat inilah yang dituding oleh PT. REKI sebagai perambah hutan atau melakukan pembalakan liar. Ironisnya, media massa turut berkoar-koar menuding masyarakat sebagai perambah hutan tanpa melihat kondisi di lapangan.Padahal kehadiran masyarakat jauh lebih lama sebelum PT. REKI yang baru mendapat ijin  tahun 2010. Artinya, PT. REKI lah yang merampas hak-hak rakyat?

6.     Hutan Taman Harapan ini kaya akan lebih dari 90 jenis tanaman yang diminati PT.REKI, khususnnya Hasil Hutan Non Kayu (HHNK) . Misalnya, pohon Jelutungyang telah berdiameter 80Cm, dapat memproduksi 2 liter getah/hari dengan harga pasaran Rp. 20.000-30.000/kg Adapun getah pohon Balam Merah > Rp.400.000/kg. Maka dapat dihitung dari luas lahan >93.000 Ha jika terdapat 1 juta pohon Jelutung atau Balam Merah, berapa nilai ekonomisnya?


7.     Sebagian hutan ini didiami suku asli jambi (Suku Anak Dalam Batin Sembilan,dsb), juga sudah terbentuk dusun secara resmi. Salah satunya adalah Dusun Kunangan Jaya II yang dihuni oleh 900 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa, dan terbagi atas delapan rukun tetangga. Disana juga terdapat jalan poros dan jalan lingkungan dari tanah liat, punya 4 mesjid, 3 mushollah, 2 gereja, dan sebuah sekolah dasar (SD) serta sebuah Madrasah Diniyah.Termasuk ‘pemerintahannya, berupa Kepala Dusun, yang digaji oleh negara.
     Apakah mereka pun adalah PERAMBAH HUTAN?
..

,Ampyuuuunnn, dijeh ! >))))o>



Tidak ada komentar:

Posting Komentar