..
Media
Ummat : Sore tadi ,kami, Media Ummat
mendapat telepon dari Sekjend BKMJ-Badan Musyawarah Keluarga Jambi),
Zainal Abidin IS,SH,MH tentang rencana
acara HUT KE-58 tahun BKMJ , tgl.27-29 Desember 2014 dan JAMBI EXPO
2015; April 2015 di GBK, Jakarta. Kami diminta menjadi panitia bidang
publikasi.
.
Ini
merupakan amanah sekaligus kontinuitas dari hubungan mesra kami selama ini yang
terjalin sejak tahun.1987 lalu. Maklum penggagas BKMJ adalah DR.H.Marzuki
Usman,MBA *Mantan Menhut/Meneg.Investasi & Menparpostel RI lalu , yang juga
sejak thn.2011 lalu menjadi Senior Mentor Media Ummat.
.
Jika
bicara Jambi, maka yang terbayang dalam benak saya salah satunya adalah
Pangeran Charles, kalau tidak salah ini terjadi awal bulan November 2008 lalu.
Beliau datang ke Jambi mempergunakan pesawat khusus dan selanjutnya berangkat
dengan mempergunakan transportasi darat dari Bandara Sultan Thaha Jambi sekitar
pukul 11: 00 WIB menuju ke lokasi hutan Taman Harapan yang luasnya mencapai
101.000 hektar yang terbagi dari Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.
Sedangkan di Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sendiri, kawasan hutan restorasi diperkirakan mencapai luas 49.000 hektar, sedangkan sisanya berada di Provinsi Sumatera Selatan.
..
Sedangkan di Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sendiri, kawasan hutan restorasi diperkirakan mencapai luas 49.000 hektar, sedangkan sisanya berada di Provinsi Sumatera Selatan.
..
Hampir
satu jam lamanya Suami mendiang Lady Di ini bersenda-gurau dengan rimbunnya hutan
Taman Harapan ,sebuah kawasan hutan
restorasi di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi
Jambi. Hal ini disaksikan langsung oleh (saat itu) Menteri Kehutanan MS. Kaban
dan Gubernur Jambi Drs H Zulkifli Nurdin.
Pangeran
Charles mengaku merasa kagum melihat
pelaksanaan program restorasi hutan tersebut. Bahkan selanjutnya Putera Mahkota
Kerajaan Inggris ini mengatakan agar pelaksanaan restorasi itu setidaknya
mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Indonesia, karena pelaksanaan
restorasi hutan itu bertujuan untuk memperbaiki hutan yang sudah rusak dan
selanjutnya kembali dapat berfungsi sebagai hutan tropis yang merupakan paru-paru
dunia.
..
..
Sayangnya
karena keterdesakan jadwal acaranya, beliau urung ‘bersenda-gurau ke hutan
restorasi yang berada di Kabupaten Musi Bayuasin, Provinsi Sumatera Selatan.Sebelum
bertolak kembali ke Jakarta, Pangeran Charles sempat melakukan penanaman pohon
bulian, dan berdialog dengan Suku Anak Dalam (SAD) sebelumnya, termasuk sempat
melihat beragam burung dan spices lainnya yang berada di lokasi tersebut.
.
Saat itu beliau merupakan tokoh dunia yang bergabung dalam konsorsium melalui Royal Society Protection of Bird (RSPB) yang dipasok dari negara-negara Uni Eropa, selanjut nya dia menambahkan, hutan restorasi yang telah dikembangkan sejak tahun 2007, saat ini keberadaan kamp-kamp yang telah dibangun dikawasan itu telah dihuni puluhan peneliti dan ratusan ribu orang petugas patroli kehutanan
.
Saat itu beliau merupakan tokoh dunia yang bergabung dalam konsorsium melalui Royal Society Protection of Bird (RSPB) yang dipasok dari negara-negara Uni Eropa, selanjut nya dia menambahkan, hutan restorasi yang telah dikembangkan sejak tahun 2007, saat ini keberadaan kamp-kamp yang telah dibangun dikawasan itu telah dihuni puluhan peneliti dan ratusan ribu orang petugas patroli kehutanan
.
Kini
tahun akhir 2014, yang jelas saat ini lebih dari 450 hektare kawasan
hutan di Provinsi Jambi mengalami kritis hingga sangat kritis. Atau setara
dengan 20 persen dari 2,1 Juta luas hutan Provinsi Jambi. Kerusakan yang
terjadi meliputi kawasan hutan produksi, konservasi dan hutan lindung (Kadishut
Jambi 2014). Dan yang terparah adalah hutan produksi. Apakah ini prestasi ?,
entahlah ;p
GOSIP
YANG BEREDAR THN.2008-2014
1. Pangeran Charles, diduga
memiliki hutan seluas 101 ribu hektar di Jambi dan Sumatera Selatan. Hutan
tersebut dikelola oleh PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI). Dulunya
kawasan itu bekas Hutan Produksi. Lalu, sejak tahun 2005, lahan itu sudah
dicadangkan untuk restorasi ekosistem. Ini diperkuat dengan keluarnya SK
Peraturan Menteri No. 83/Menhut-II/2005. Total luas wilayah yang dicadangkan
untuk restorasi itu sebanyak 101 ribu hektar. Sebanyak 49.498 ha terletak
di wilayah Jambi, sedangkan 51.857 ha berada di wilayah Sumsel.
2. Pada tahun 2008, wilayah
tersebut mulai dikembangkan sebagai hutan restorasi oleh Harapan Rainforest.
Tahun itu juga, tepatnya 2 November 2008, Pangeran Charles melakukan kunjungan
ke hutan Taman Harapan.
3. Kunjungan Pangeran Charles
itu untuk sebagian orang dianggap sebagai ‘ bentuk tekanan agar pemerintah
Indonesia segera memberikan pengelolaan Hutan Harapan kepada PT. Restorasi
Ekosistem Indonesia (REKI). Dan benar saja, pada bulan Mei 2010, PT. REKI resmi
mendapat ijin pengelolaan dari pemerintah melalui Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) bernomor 327/Menhut-II/2012 pada 25 Mei 2010. SK
tersebut memberi kekuasaan kepada PT.REKI menguasai hutan itu selama 100 tahun.
4. Namun, kehadiran PT. REKI
ini sekaligus bencana bagi rakyat setempat. Jauh sebelum kedatangan PT. REKI,
rakyat setempat sudah memanfaatkan sebagian kawasan hutan tersebut yang
dibiarkan cukup lama terlantar dan tidak dikelola perusahaan. Akhirnya, pada
tahun 2001, masyarakat mulai mengelola sebagian kawasan itu dengan ditanami sawit,
karet, palawija, dan lain-lain. Pengambil-alihan lahan itu bertepatan dengan
program pembaruan agraria pemerintahan Gus Dur, khususnya pemanfaatan lahan
terlantar.
5. Masyarakat inilah yang
dituding oleh PT. REKI sebagai perambah hutan atau melakukan pembalakan liar.
Ironisnya, media massa turut berkoar-koar menuding masyarakat sebagai perambah
hutan tanpa melihat kondisi di lapangan.Padahal kehadiran masyarakat jauh lebih
lama sebelum PT. REKI yang baru mendapat ijin tahun 2010. Artinya, PT. REKI lah yang
merampas hak-hak rakyat?
6. Hutan Taman Harapan ini
kaya akan lebih dari 90 jenis tanaman yang diminati PT.REKI, khususnnya Hasil
Hutan Non Kayu (HHNK) . Misalnya, pohon Jelutungyang telah berdiameter 80Cm,
dapat memproduksi 2 liter getah/hari dengan harga pasaran Rp. 20.000-30.000/kg
Adapun getah pohon Balam Merah > Rp.400.000/kg. Maka dapat dihitung dari
luas lahan >93.000 Ha jika terdapat 1 juta pohon Jelutung atau Balam Merah,
berapa nilai ekonomisnya?
7. Sebagian hutan ini didiami
suku asli jambi (Suku Anak Dalam Batin Sembilan,dsb), juga sudah terbentuk
dusun secara resmi. Salah satunya adalah Dusun Kunangan Jaya II yang dihuni
oleh 900 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa, dan terbagi atas delapan rukun
tetangga. Disana juga terdapat jalan poros dan jalan lingkungan dari tanah
liat, punya 4 mesjid, 3 mushollah, 2 gereja, dan sebuah sekolah dasar (SD)
serta sebuah Madrasah Diniyah.Termasuk ‘pemerintahannya, berupa Kepala Dusun,
yang digaji oleh negara.
Apakah mereka pun adalah PERAMBAH HUTAN?
..
,Ampyuuuunnn, dijeh ! >))))o>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar