Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Sabtu, 18 Juli 2015

# Bung Karno, Ayo Tanam ! #

Media Ummat  & Koran Jokowi : “Apa sikap Bung Karno terhadap Keseimbangan Lingkungan?”, pertanyaan seorang teman  (@Baron Alfa) dari Pagaralam, Sumsel pagi ini  melalui telepon cukup menggelitik. Saya tersenyum, saya bilang ,”Insha Allah, tidak hanya didalam negeri, Bung  Karno pun adalah pelopor penghijauan Tanah Suci tahun 1955 lalu”
.
 “Agh, kapan?,bagaimana ceritanya bro..!?”,
“Mau tau apa mau tau banyak !?”, ..”, dia tak menjawab malah telepon pun ditutup. ‘Tuuut, tuuut, tuuut...
Wkkk, nesu ! ;p
..
Check it dot;  Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke Saudi Arab , Mesir dan beberapa negara lainnya, sekaligus melaksanakan ibadah haji antara tgl. 18 Juli - 4 Agustus 1955.  Panasnya Padang Arafah membuat beliau mengernyitkan dahi, bukan hanya karena terik matahari, namun ke-insinyuran-nyalah yang membuat ia berpikiir jauh. Dia banyak melihat bagaimana para jemaah haji khususnya yang usia-usia tua demikian ‘repot karena saat itu panasnya mencapai > 37-45 derajat celcius. Bandingkan dengan Jakarta 25-36 derajat dalam keadaan normal pun sudah membuat warganya repot.
.
BK pun menemui pejabat Kerajaan Arab Saudi, yaitu Raja Saud bin Abdul Aziz, raja kedua Saudi yang merupakan putra pendiri kerajaan Raja Abdul Aziz bin Saud yang wafat dua tahun berselang. Dalam pembicaraan mereka BK menyampaikan beberapa hal penting, diantaranya;
.

(1). Saat  melaksanakan ibadah Sa'i, lari-lari kecil antara bukit Marwah dan Safa , beliau melihat banyaknya para pedagang kaki-lima yang tak tertata rapi sehingga menganggu jamaah, juga di Padang Arafah,
.
 (2). Selain karena kumuh, BK pun mengusulkan kerajaan agar memperbaiki jalur antara bukit Shafa dan Marwah,
.
(3). Perlunya menanam pohon disekitar Padang   Arafah, yang  terletak > 21 Km dari Mekkah dengan luas 10,4 Km2. Dan ke-tiga hal itu pun disetujui. Esok harinya kawasan Bukit Marwah dan Safa serta Padang Arafah pun ditertibkan dari pedagang kaki-lima juga jalannya diperluas. Bagaimana dengan ‘Penghijauan di Padang  Arafah?
..
Singkat ceritra, usai tiba di tanah air, Bung Karno mengirimkan tim ahli dan ribuan bibit pohon khas Indonesia yang tahan hidup di padang tandus, namanya pohon Mindi atau Geringging ( Melia azedarach L.) atau Imba.  Ada pula yang menyebutnya pohon imba.
.
Untuk menyempurnakannya, kerajaan membuat tekhnology dalam tanah tempat tumbuhnya pohon mindi ini  pun disimpan pipa sehingga setiap batang pohon bisa tersiram air, kalau pun musim kemarau. Dan kerajaan pun menamakannya pohon itu dengan ‘POHON SOEKARNO”.Subhanallah..
.
Beberapa tahun kemudian, mimpi Soekarno terwujud. Padang Arafah perlahan mulai hijau. Saat ini, pohon-pohon itu masih tumbuh di Padang Arafah dan melindungi jutaan jamaah haji ketika wukuf.  Malah, Jamaah haji bisa terkena denda (dam) jika mematahkan ranting pohon itu.
.
Atas itu pula maka tgl.17 Desember 1961 di Puncak,Jawa Barat, BK pun mencanangkan Pekan Penghijauan Nasional dimana ini merupakan cikal-bakal penghijauan/reboisasi nasional. Sayang, usai beliau wafat program ini ‘mati-suri’ dan hanya seremonial saja, buktinya di tahun 1950-1960 Worldbank mencatat luas hutan nasional > 193,7 juta Ha, kini di tahun 2015  tersisa > 104,2 juta Ha dan >40%-nya disebut LAHAN KRITIS; Gundul, tak memberikan manfaat bagi rakyat, malah rawan bencana alam (Longsor, Erosi, Banjir, angin Topan, Polusi udara dan air bersih, dsb). Dan sudah tak terhitung lagi jumlah korban tewas dan kerugian materi akibat hal ini. Yang cilakanya, rakyat pedesaanlah yang menanggung resiko awal dibandingkan ‘orang kota.
.
Check it dot, Tahun 2009-2014, saat pemerintahan SBY ada program ‘1 Milyar Pohon Nasional’ dengan anggaran APBN Rp.2,5 trilyun/tahun alias > Rp.12,5 Trilyun utk 6 tahun. Seharusnya sudah ada >6 milyar pohon yang tertanam. Namun nyatanya, Siti Nurbaya – menteri LH & Kehutanan (LHK) kabinet Kerja Jokowi 2014-2019  mempertanyakannya, “”Pertanyaannya bukan jumlah tanaman, tapi dimana tanamannya" Mana land cover-nya?” Senin (17/11/2014) --- http://www.jpnn.com/read/2014/11/17/270220/Gerakan-1-M-Pohon-Dievaluasi-
.
Sayang sejak 100 hari kerjanya, hingga saat ini (Sabtu, 18 Juli 2015) , Ibu Menteri ini tidak juga membuktikan apapun. Ngemeng doang, semoga beliau adalah salah satunya yang di-Reshuffle nanti. Aamiin.
.
“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya.” [HR. Muslim)
.
Para ahli ilmu menyatakan bahwa sedekah jariyah memiliki banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum, membangun masjid, membuat jalan atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan lainnya.
.
Jadi, menghijaukan lingkungan  adalah menjaga keseimbangan lingkungan  juga amal ibadah penanamnya–walau telah meninggal- selama tanaman itu tumbuh atau berketurunan.
.
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” [HR. Al-Bukhoriy dan Muslim ]
.
Tahun 1955 lalu, Bung Karno telah ‘berpikir dan bertindak-jauh dari manusia lain tentang penghijauan ditanah suci. Itu akan menjadi amal-ibadah untuknya sepanjang bumi ini ada, semakin cintaku kepada ‘Sang Putra Fajar ini. Semoga Allah SWT, Tuhan YME memberikan tempat yang paling mulia, Juga kepada kita semua yang melakukan ‘penanaman pohon  dengan amanah dan ikhlas. Aamiin Yarabil’’alamin, Alfathihah...


.. >))))”>



Tidak ada komentar:

Posting Komentar