Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Selasa, 07 Juli 2015

Ridwan Kamil, Ahok & Jokowi ?

Media Ummat & Koran Jokowi : Selama ini figur Walikota Bandung, Ridwan Kamil (Kang Emil)  bagi kami ‘orang Jakarta’ , ya biasa-biasa saja.  Tapi profil Ahok sejak sebagai Wagub dan kini Gubernur DKI Jakarta 2013-2017 memang ‘luar biasa. Bagaimana tidak, dia sendiri digebuki  lawan-lawan politiknya, baik yg terlihat (DPRD DKI Jakarta, FPI, dsb) maupun yang tidak terlihat (Sosmed, dsb). Ini yang menjadi ‘magnit dahsyat ribuan relawan yang terus ‘melindunginya. Padahal KTP kami mayoritas Jawa Barat. 'Bingung kan?, pegangan lah ;p
.
Ahok, bagi sebagian orang mulutnya memang bau 'toilet, namun bagi kami itulah kejujuran. Sulit dibandingkan dengan figur lain. Sebagaimana Jokowi yang juga selalu ‘digebuki dari segala penjuru. Ahok sudah melalui kawah candradimuka, dia banyak belajar atas segala hal, jika dia pintar memenejnya maka ia akan kokoh, Jokowi telah mendidiknya dengan baik. Sebagaimana Jokowi dididik oleh alam, yang hingga saat ini selalu menjadi bahan olok-olok pembencinya.Suka tidak suka Ahok adalah Gub DKI Jakarta 2013-2017 dan Jokowi Pres RI 2014-2019. Iya Dong ;p
.
Hampir satu-tahun kami melihat Emil  yang awalnya 'lugu, kini mulai terseret-seret sebuah skenario besar. Puji-pujian disampaikan kepada Emil, sehingga secara tidak sadar Emil pun telah siap  berkompetisi dengan figur Jokowi dan Ahok. Beberapa kali Emil terjebak oleh skenario itu, sehingga ia pun kerap memberikan komentar terhadap hal yang juga tidak ada urusannya dengan jabatannya sebagai Walikota Bandung.
.
Bagaimana bungahnya Emil mengomentari kasus Ahok & Dana Siluman DPRD DKI Jakarta, Lokalisasi Prostitusi  di Jakarta, dsb. Semua media terus 'mengompori' semua itu, mungkinkah ada pesan-sponsornya?. Emil kemudian terlalu-jauh terseret.  Emil lupa jika emil adalah hanya Walikota, sedangkan ahok adalah Gubernur Kota Metropolitan , juga Jokowi, yang kini selaku Presiden RI yang diberikan mandat > 70 juta orang. Emil hanya mengatur  2,48 juta penduduk. Sedangkan Ahok > 12,7 juta, malah Gubernurnya pun ada dua alias gubernur tandingan.
.
Emil lupa Jakarta bukanlah Bandung, apalagi Indonesia. Dia harus siap babak belur , suka tidak suka. Karena Jakarta adalah tempat petarung-petarung sejati.
.
Kami semua khususnya Relawan Jokowi masih belum lupa bagaimana saat Piyungan-online demikian gencar menyebarkan informasi tentang  (adanya) Turis Jerman  saat Gladi resik KAA lalu yang menganggap Emil lebih tepat jadi Presiden RI.  Ada kebencian dan dendam didalamnya.  Cilakanya berita itu  tidak ditunjang data & fakta sebagaimana kaidah jurnalistik yang benar.  Bagaimana bisa opini redaksi dicampur-baurkan hanya dengan twitter  yang juga miskin kadar akurasinya. "YOUR PRESIDENT IS VERY HANDSOME, COOL & LOOK CLEVER, WEARING BLACK TRADITION HAT (KOPEAH AND EYE GLASSES , HE LOOK YOUNG , HOW OLD IS HE?, kata Turis itu seperti yang ditulis media tsb. Yang artinya , "Presiden Anda sangat tampan, keren dan terlihat pintar, memakai kopiah dan berkaca mata.. dia terlihat muda.. berapa umur dia?"----  (Check it dot , http://www.pkspiyungan.org/2015/04/berjalan-dampingi-jokowi-gladi-bersih.html )
.
Kalau pun tidak kentara, Emil menikmati hal itu apalagi setelah muncul berbagai meme ‘pendukung. "PRESIDEN TERTUKAR# . Anehnya, kami melihat Emil pasif , tidak menyanggahnya karena sebetulnya itu pun sudah masuk  penghinaan/pencemaran Simbol negara (Presiden). Sepertinya Emil menikmati itu semua , ditambah lagi adanya #Gerakan.Emil2Jakarta# , gerakan tersembunyi dan menggiring opini  jika Emil pantas untuk ikut Pilgub DKI Jakarta 2017 yad.  Mungkin karena hal-hal ini pula yang membuat Ahok menanggapinya  dan mempersilahkan Emil  untuk ikut Pilgub DKI Jakarta thn.2017 yad. Bahkan dengan nada meledek Ahok  (17/5/2015) lalu berkata ,  "Kita enggak bisa menganggap remeh orang. Dulu orang bilang mana bisa Ahok Bupati Belitung Timur pimpin Jakarta, Jokowi juga Wali Kota Solo mana bisa jadi Gubernur. Tetapi buktinya sekarang  saya gubernur jakarta dan Jokowi jadi Presiden,"
.
Penggiringan Emil ini pun mendapatkan Perlawanan  dari banyak pihak termasuk seorang Dosen dan pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Bandung – DR.Muradi  “Saya bukan mengadu domba, tapi, dari hasil pengkajian, hubungan Ridwan Kamil dan birokratnya tak membuahkan hasil. Jangan dulu punya mimpi jadi gubernur atau presiden,”  Yang kemudian membuat Emil gerah dan menjawabnya di twitter dan FB pribadinya.
.
Melihat dua hal diatas, (spertinya) ada pemaksaan  kehendak & settingan  agar Emil dan Jokowi  + Ahok bersebrangan alias bermusuhan politik. Mereka punya kalkulasi  jika Emil 'nyagub ke Jakarta pasti akan didukung parpol2 di DPRD yang selama ini bersebrangan dengan Ahok bahkan Jokowi sekalipun?,.
.
Seiring waktu, Hampir sepekan ini giliran Emil yang dibuat bingung oleh warganya sendiri, bukan soal munculnya Walikota tandingan, Bukan  tentang oleh-oleh kepulangannya melawat ke LN  selama sepekan untuk mencari dana CSR?, bukan juga soal masih banyaknya Gepeng dipintu Tol Pasteur?, bukan juga ttg masih bersliwerannya kabel-kabel listrik dan telepon di sepanjang Pasteur & Braga dan pusat Kota lainnya?. Tetapi ini soal adanya 1.000 orang warga Bandung yang ‘menipu/berbohong’ kepada Emiil karena membuat  Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) . Pembohongan masal warga mampu (menengah-keatas)  agar disebut 'miskin untuk sebuah kursi pendidikan di Kota Bandung.'Hadewwgh..
.
Kini masalah ini terus melebar, selain melibatkan Polri. Muncul upaya meng-PTUN-kan Emil dan jajarannya. Malah badan Ombudsman, Komisi D/DPRD Kota Bandung, dsb mulai 'berbagi jarak dengan Emil. Semua mencari pembenaran, semua mencari siapa yang salah. Rakyat miskin seolah stress menghadapi Polisi, Pemkota Bandung 'mati-langkah. 'Skak-ster ! ,...."Membludaknya SKTM palsu ini di luar rencana karena kami beranggapan warga Bandung jujur. Namun, begitu nerima data (PPDB) asa teu yakin (tidak yakin)," tutur Emil pada Pers memberikan tanda jika Emil ‘terkejut
.
Kami paham jika sejak beberapa waktu belakangan seblumnya. Emil pun tidak mau diposisikan bersebrangan dengan Jokowi & Ahok, sebagaimana curhatnya pada pers “Orang-orang yang awalnya biasa saja, sekarang jadi menilai saya negatif. Terus ujung-ujungnya menjelek-jelekkan saya di sosial media. Di zaman Internet seperti ini, semua isu bisa dibuat. Saya juga nggak tahu siapa yang bikin isu itu,” katanya (12/5/2015) lalu. Selain itu mungkin Emil  telah membaca rilis Cyrus Network  ttg nominator Gub.DKI Jakarta 2017-2021 yad di 42 kecamatan, yaitu Ahok -35,5%,  Tri Rismaharini (37,2%) dan Emil yang hanya mencapai 10,4%.?, dalam arti kecil peluang Emil ikut Nyagub ke Jakarta nanti. Namun Emil sudah 'kadung kusut, buricak-burinyoy ;p
.
Ini pembelajaran berharga kepada pihak-pihak yang selama ini ‘mengadu-dombakan’ Emil, Jokowi & Ahok. Dan saya berharap , jangan sampai nanti ada Turis Jerman lain yang bilang, “...HOW THE MAN COULD BE PRESIDENT OR JAKARTA GOVERNOR WHILE HE CHEATED THE BANDUNG PEOPLE ‘S - BAGAIMANA ORANG ITU BISA JADI PRESIDEN ATAU GUBERNUR JAKARTA JIKA DI BANDUNG SAJA DIA DITIPU RAKYATNYA...”
.
Mari kita dukung Emil untuk menyelesaikan tugasnya sebagai Walikota Bandung. Jangan  ‘seret-seret dia menjadi Gubernur DKI Jakarta, Menlu RI pasca Reshuffle bahkan menjadi Capres 2019 yad. Kasihani Emil !
.
Agh, Piyungan, Egh, Puyeng kepala barbie !

Cuussss... >))))”>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar