Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Kamis, 09 Juli 2015

Ridwan Kamil, SKAK - STER !

Media Ummat & Koran Jokowi : Sejak Pre-KAA 2015 lalu , media di Jawa Barat demikian ‘meng-elu-elukan Emil (M.Ridwan Kamil) selaku Walikota Bandung  yg potensial, muda, smart, hebring dan segala macam pujian lagi. Emil yang baru jadi Walikota itu bagai orang yang ketiban rejeki KAA. Kota Bandung yang mendapat (konon) suntikan dana > Rp.100 Milyar langsung ikut berhias. Namun sayang estetika prioritas tidak dilakukan, misalnya; Masih Berkeliarannya gelandangan di pinto tol keluar masuk Pasteur , Bersliwerannya kabel telp/listrik sepanjang Pasteur, Braga dan Pusat Kota lainnya.
.
Malah tanpa tedeng aling-aling Direktur Cyrus Network Hasan Nisbi mengatakan bahwa Emil  yang thn.2013 lalu didukung PKS & Gerindra ini sengaja menjadikan KAA sebagai panggung politik dan menaikkan tingkat popularitasnya di mata publik. Juga ditambahkan jika Emil mau berpolitik, silahkan,namun bukan ke Pilpres 2019 karena dia masih dilevel walikota tetapi cobalah ke Pilgub DKI Jakarta 2017 yad. Ahahaha, bagi saya pribadi ini skorenya 50;50 , Hasan Nisbi punya kekuatan statemen tetapi mengapa Emil diarahkan ke Jakarta?, kenapa tidak ke Pilgub Jawa Barat utk menggantikan Aher?, ahahaha..karena senioritas?, padahal Cyrus juga pernah merilis survey di 24 kecamatan Jakarta (Mei 2015)  bahwa Emil hanya mendapat 10,4%, sedangkan Ahok & Rismarini-Walikota Surabaya antara 35-37%. ini yang saya bilang ‘gak-cengli.
.
Demikian juga saat pre & kepulangan Emil melayat ke LN  (Belanda, Prancis, dan Jerman) sejak 13/1/2014) yang awalnya 'muji-muji 7 turunan, berubah drastis; semua hal yang telah dikerjakan Emil seakan musnah oleh berita-berita yang demikian gencar ‘menyudutkan bahkan menyerang Emil karena;
.
1.      Emil dianggap ceroboh mengeluaran Perwal No. 361 tahun 2015 tentang PPDB - Penerimaan Peserta Didik Baru di Kota Bandung thn.2015/2016, khususnya untuk Syarat pendaftaran jalur non-akademik afirmasi yang minta dilengkapi dengan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Dalam hitungan waktu terkumpulah  > 9.000 siswa ber-SKTM (?). Padahal kuotanya hanya sekitar 5.900  siswa/kursi. Cilakanya, diantaranya ada yang SKTM PALSU, yaitu sekitar 1.000 SKTM  yang dibuat warganya agar anak-anak mereka bisa masuk SMP/SMA Negeri.
2.      Demi masuk sekolah negeri, banyak warga mampu yang rela "miskin dan diakui" pejabat setempat (RT,RW,Lurah, Camat dsb) melalui SKTM itu ,malah ini membuat lahirnya 'kelompok mafia SKTM sebagaimana tuduhan Emil. Dilapangan pun saya dengar banyak orang-tua/wali murid yang rela mengeluarkan Rp.4-6 juta untuk mendapat SKTM. Tetapi anak mereka aman di sekolah negeri.
3.      Sejak awal , bagi sekolah-sekolah swasta , SKTM  itu adalah racun, mereka ‘dibunuh secara perlahan oleh pemkot. Karena orang  akan mengupayakan SKTM daripada sekolah di swasta. 'Emil pun puyeng kepala berbie ;p

4.      Masalah > 1.000 SKTM palsu terus bergulir keras. Kesalahan ke-2 Emil adalah dengan menyertakan Polisi untuk memferifikasi SKTM-SKTM itu, padahal idealnya cukup oleh lingkungan Disdik saja atau Dinsos jika diperlukan. Emil dianggap ‘cuci-tangan melalui Polisi. Sedangkan kita tahu masih banyak warga yang ‘malas dan takut berurusan dengan Polisi, ini akan mengakibatkan trauma warga terhadap polisi
5.      Dalam hitungan detik dan tidak disangka-sangka Emil, kemudian  banyak orang-tua yang anaknya masuk katagori Jalur prestasi dan dirugikan oleh adanya Perwal/SKTM pun mulai melakukan ‘manuver-manuver &  langkah hukum (PTUN, LBH, Ombudsman,dsb)  juga ke DPRD Kota Bandung. Posisi Emil memang di-Kick Balik.
6.      Dalam kegalauan Emil, ia pun  hari ini (Kamis,09/07) mengeluarkan kebijakan untuk meminimalisasi kasus itu dengan menambah kuota 2.247 kursi baru di SMP &SMAN Kota Bandung. Cilakanya lagi, ini mendapatkan cemoohan dan serangan balik dari  Forum Sekolah Swasta. Dengan kata lain , SKTM saja sudah membunuh apalagi penambahan kuota. Pers jawa Barat pun serasa mendapat ‘umpan lain yang lebih segar maka semakin lengkaplah derita Emil diperbincangkan.
7.      Bolapanas lain disampaikan oleh para LSM bidang pendidikan, mereka menilai ada rekayasa sejak awal digulirkan, khususnya dari LSM  Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan (GMPP)  yang menuding Emil selaku Walkot Bandung  telah melakukan rekayasa penanggalan Peraturan Wali Kota (Perwal) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015.  Salah satu indikasi adanya rekayasa yaitu, pada 16 April 2015 lalu, Emil mengatakan  telah menandatangani Perwal PPDB. Ternyata baru tgl. 18 Mei 2015. Dan fatalnya, Emil baru mempublish kewarga tgl. 5 Juni 2015, padahal pendaftaran PPDB dimulai tanggal 1 Juni 2015. Sehingga terjadinya kurang sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah. Ada apa Emil?
8.      Masalah kecil/lokal ini kok sepertinya akan dijadikan kosumsi nasional?, bahkan internasional?, apa ada pesan sponsor ;p
9.      Tidak itu saja diduga ada sekenario besar untuk meng-impeachmen Emil kedepan, tentunya  sangsi itu hanya utk Emil seorang selaku Walikota, bukan kepada Wakil Walikoya, bukan kepada Ketua DPRD Kota bandung, bukan kepada Ketua Komisi D/DPRD, bukan kpada Kadisdik kota da bukan juga kepada para kepala sekolah.
.
Siapa yang bermain dibelakang ini semua?,
mengapa mereka tega melakukan ini kepada Emil?,
bermasalah tentang anak sekolah lebih repot sangsi sosialnya daripada membuat taman kota!
Apalagi jika berujung pada impeachment !
Jokowi-ahok pernah hendak di-impeachment ttg KJS, namun mereka menang karena kompak + dukungan Relawan militannya.
.
Dengan kejadian ini semoga membuat Emil lebih ‘Ajeug dan lebih fokus urus Bandung. Jangan berpolitik, jangan ikut-campur urusan kepala daerah lain. Dan tetap waspada bahwa tidak selamanya kawan itu adalah dulur rokhani, dulur  sa’geutih-sa’buuk. Mereka buas disaat kepentingan mereka merasa terjegal dan sudah tak bermanfaat, kita pun akan ditinggal sendiri dengan segala ‘beban yang mereka tinggalkan.
.
Ayo pak Wali, mari bereskan Bandung saja!.
STOP Nyagub Jawa Barat,
STOP Nyagub Jakarta,
STOP ikut Pilpres 2019.
Skak – Ster !!,
Ehehehh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar