Media
Ummat & Koran Jokowi : Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1436 H, kami
atas nama manajemen Media Ummat mengucapkan “Mohon Maaf Lahir Bathin, semoga
segala amal ibadah kita di bulan suci ini diterima Allah SWT, Tuhan YME. Aamiin
Yarabilalamin”
SEMBILAN SRIKANDI PANSEL KPK
Kemunculan
dan pemilihan 9 (sembilan) Srikandi
(wanita) Panitia Seleksi KPK – Komisi
Pemberantasan Korupsi tentunya
menimbulkan pro-kontra publik. Bagi
kami, ini ‘surprise disaat publik sedang dikacaukan dengan munculnya beras
plastik, ijasah palsu, prostitusi online, Indonesia darurat Narkoba, Pengungsi
Rohingnya yang belasan ribu orang, gosip terompet kiamat Sangkala, dan
sebagainya.
Dan,
Kami menghormati dan menghargai hak preogratif Presiden H.Ir. Joko Widodo
(Jokowi) yang memilih ke-9 Srikandi itu. Karena memang dilindungi oleh Undang
Undang & Hukum. Harapan kami mereka mampu melaksanakan amanah yang
diberikan hingga terpilihnya Ketua KPK mendatang secara benar, transparan,
profesional dan credible. Kami juga berharap Ketua KPK mendatang bukan orang
yang ‘suka-manggung, namun ketegasan dan keadilan pemberantasan Korupsi itu
yang utama. Dan tidak ada yang melarang atau menyalahi aturan jika kemudian
Ketua KPK mendatang adalah seorang Perempuan. Rotasi gender positip.
Pemilihan
ke-9 Srikandi Pansel KPK ini merupakan upaya menggerus pendapat publik modern
bahwa perempuan ‘tidak’ punya hak untuk memimpin. Dan jauh hari, Allah SWT,
Tuhan YME telah mengutus Nabi Muhammad SAW
untuk mengangkat harkat dan martabat kaum wanita. “..Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang berbuat benar, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, bagi mereka, Allah telah
menyediakan ampunan dan pahala yang besar (QS. Al-Ahzab : 35). Jelas Hal ini
menunjukkan tingkat persamaan perempuan dan laki-laki, serta kedudukan tinggi
perempuan dalam Islam.
OBOR RAKYAT KENAPA STAGNANT ?
Dikesempatan
baik ini kami juga berharap penuh kiranya Presiden Jokowi dan instansi penegak
hukum terkait (Mabes Polri & Kejaksaan Agung) agar lebih serius mengungkap
dan menangkap semua aktor-aktor yang memproduksi & mengedarkan tabloid
OBOR RAKYAT yang dampaknya hingga saat ini masih parah. Khususnya masyarakat
pedesaan. Ada apa dengan ke-stagnant-nya kasus ini?, hati-hati, kami dan publik
tetap concern soal ini !
KOMISI PENYIARAN INDONESIA TIDAK TANGGAP?
Telah
lama kami perhatikan banyak acara televisi khususnya sejenis lomba menyanyi
dangdut yang ‘over-acting. Yang perempuan berpakaian minim, ritual yang tidak
mendidik bahkan ada beberapa juri dan komentator pun terlihat asik ‘membully
peserta yang kebanyakan mereka dari daerah. Kasihan mereka , sedangkan
orang-tua, keluarga atau pendukungnya demikian memberikan kemuliaan dan doa
kepada mereka. Ada juga diantara Juri/komentator yang saling ledek/hina masalah
pribadi/rumah-tangga.
Dibeberapa
stasiun televisi pula banyak acara infotainment yang masih menggunakan ‘jasa
selebritis yang ‘sedang bermasalah. Baik karena hukum atau pun urusan
rumah-tangga. Entah bagaimana KPI bisa tidak-tanggap?, apakah KPI hanya
menunggu laporan publik?, tidak adakah tim khusus KPI yang memang stand-in
mengamati seluruh acara televisi?, Tragis. (HMU.Suwendi,FLMI,FSAI,MBA
– Pengamat masalah aktual bangsa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar