Media Ummat Online

Media Ummat Online
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [Al-Imron:104]

Rabu, 20 Mei 2015

DAYANG SUMBI, KAWAH & SELENDANGNYA

Media Ummat & Koran Jokowi:  Mungkin diantara anak-anak kita, tetangga dan kawan-kawan Media Ummat banyak yang belum ‘ngeh tentang Legenda SANGKURIANG & DAYANG SUMBI  yang mengisahkan terbentuknya Gunung Tangkubanparahu , yang kemudian menjadi  dan salah satu cerita rakyat Indonesia. Maka kewajiban kami (Media Ummat) untuk menyampaikan hal ini sebagai kecintaan kepada Bumi SILIWANGI. Juga Kebesaran-Nya atas segala isi bumi yang kita pijak ini. Tidak lebih.

Apapun Allah SWT, Tuhan YME  telah memberikan kita , khususnya LEMBANG dengan berbagai kekayaan yang selayaknya kemudian dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahtraan warganya. Sebagaimana amanah SILIWANGI : ASAH, ASIH, ASUH.

Gunung Tangkuban Perahu yang tercipta sejak > 50.000 tahun lalu  dengan ketinggian > 2.800 meter merupakan bagian besar dari Gunung Sunda ini mempunyai 9 kawah aktif, ; Kawah Upas, Kawah Orok, Kawah Domas dsb  hingga ceritra /dongeng  tokoh Ki Gembol dan  Nini Selendang Ungu. Juga diperkaya lagi dengan ditemukannya  SELENDANG DAYANG SUMBI. Yang menurut ahli Geology  berasal dari aliran lava basal yang sangat cair yang berasal dari Gunung Tangkubanparahu, diperkirakan ‘usianya juga lebih dari 50.000 tahun. Lava itu (seolah) menyerupai tali, pita, atau selendang ini tergolong jenis  ‘Pahoehoe (baca paho-e ho-e) sebagaimana yang berada di Kepulauan Hawaii

Penemuan SELENDANG DAYANG SUMBI (SDS)  ini kemudian melengkapi keberadaan KAWAH RATU yang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari Gunung Tangkuban Perahu itu sendiri. Check it dot.

Dalam versi rakyat, KAWAH RATU  yang merupakan kawah terbesar di Gn.Tangkuban Perahu ini tercipta disaat Dayang Sumbi ‘menerjunkan diri. Kawah ini  punya daya tarik tersendiri. Selain pemandangan yang indah, kita pun akan disuguhi desah suara seolah-olah suara manusia yang berusaha melepaskan diri dari penderitaan. Nadanya bahkan bakal terasa menyayat saat matahari terbenam. Penelitian ilmiah menyebutkan bahwa desahan suara tersebut berasal dari suara uap belerang yang keluar dari perut bumi. Namun, masyarakat ternyata punya kisah lain. Mereka meyakini bahwa suara desahan di sekitar Kawah ‘ibu/Ageung ini adalah suara rintihan dan tangisan Dayang Sumbi yang membenamkan diri ke perut bumi demi menjaga kehormatannya karena tak sudi dipersunting oleh anaknya sendiri, Sangkuriang !

Ada versi lain yang menyebut itu merupakan tangisan Dayang Sumbi, sebagai tanda ketakutan dan mohon ampun kepada Allah SWT, Tuhan YME karena prilaku anaknya (Sangkuriang) yang telah membunuh bapaknya (Anjing:Tuma) dan berniat menikahinya.

Dan disaat Dayang Sumbi itu melompat, SELENDANG yang dipakainya itu terlepas dan jatuh di tempat sekarang SDS  itu berada ,yaitu di aliran Sungai Cikapundung yang berada dalam lingkungan Taman Hutan Raya (THR) Ir H Djuanda di daerah Dago Pakar. Disebagian masyarakat menyebut Selendang itu berwarna Hijau, Kuning bahkan Ungu. Agh,biarlah.

Selendang Dayang Sumbi (SDS)
Tepatnya, SDS itu berada pada sebuah tebing curam  > 20 meter yang terletak di antara Curug Lalay dan Cikidang, yang ditemukan petugas THR Ir Djuanda pada akhir tahun 2010. Akan tetapi bentuknya sudah berubah menjadi lava pahoehoe (baca paho-e ho-e) yang unik. SDS itu berwarna hitam gelap bermotifkan lipatan-lipatan mirip anyaman-anyaman pada kain, sehingga menyerupai batik yang berada di atas permukaan batu


Dalam arti lain, SDS  adalah lukisan alam dari aliran lava panas sisa letusan Tangkuban Parahu 48.000 tahun yang lalu.  Apapun ceritra kemudian yang berkembang di masyarakat hendaknya kita sikapi dengan baik dan penambah khasanah dan kecintaan kita kepada-NYA. Tidak melebih-lebihkan, tidak juga menguranginya. Insha Allah ----------------------- foto:repro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar